BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2018 Capai 5,1-5,5 Persen

Kamis, 19 Oktober 2017 | 20:31 WIB
BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2018 Capai 5,1-5,5 Persen
Deretan gedung bertingkat di wilayah Jakarta, terlihat dari salah satu jendela gedung pencakar langit, Selasa (14/2/2017). [Suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Bank Indonesia memperkirakan perekonomian Indonesia pada triwulan III 2017 diperkirakan tumbuh lebih baik dari triwulan sebelumnya. Perkiraan perbaikan ekonomi didukung oleh ekspansi fiskal dan pelonggaran kebijakan moneter.

"Konsumsi pada triwulan III diperkirakan tumbuh ditopang oleh penyaluran gaji ke-13 PNS dan penyaluran bantuan sosial serta realisasi belanja barang Pemerintah yang tinggi," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Agusman, di Jakarta, Kamis (19/10/2017).

Perbaikan investasi diperkirakan terus berlanjut didukung investasi bangunan yang tumbuh cukup tinggi dan investasi nonbangunan yang membaik. Ini tercermin dari meningkatnya penjualan alat-alat berat untuk sektor pertambangan dan perkebunan serta meningkatnya impor mesin-mesin dan perlengkapan untuk keperluan industri pengolahan.

"Sejalan dengan perbaikan ekonomi global, ekspor diperkirakan membaik terutama pada produk tambang dan perkebunan," ujarnya.

Baca Juga: ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2018 Cuma 5,3 Persen

Secara sektoral, pertumbuhan ekonomi terutama ditopang oleh sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) serta sektor industri pengolahan. "BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan 2017 berpotensi lebih tinggi dari perkiraan semula dengan tetap dalam kisaran 5,0-5,4 persen dan akan meningkat menjadi antara 5,1-5,5 persen pada tahun 2018," tutupnya.

Neraca Perdagangan Indonesia Surplus

Neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus yang meningkat pada September 2017. Secara kumulatif Januari-September 2017, surplus neraca perdagangan tercatat 10,87 miliar dolar AS, lebih besar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 6,41 miliar dolar AS.

Peningkatan surplus tersebut terutama berasal dari ekspor nonmigas produk primer seperti batubara, minyak sawit, karet, nikel dan timah. Selain itu, peningkatan ekspor juga didukung produk manufaktur seperti produk kimia dan kertas. Sementara itu, aliran masuk modal asing ke pasar keuangan Indonesia telah mencapai 10,7 miliar dolar AS sampai dengan September 2017.

Perbaikan sektor eksternal tersebut ikut memberikan kontribusi pada kenaikan posisi cadangan devisa sehingga pada akhir September 2017 mencapai 129,4 miliar dolar AS atau cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Baca Juga: ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Global

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI