Ekonom senior Kwik Kian Gie mengatakan kondisi perekonomian Indonesia saat ini sudah masuk dalam tahap resesi. Dimana, saat investasi tinggi namun pembentukan modal untuk investasi saat ini rendah.
“Akhirnya orang investasi mengandalkan pembentukan modal sendiri dengan menggunakan kredit dari bank. Ini dinamakan teori overinvestment,” kata Kwik dalam diskusi di Jakarta, Rabu (11/10/2017).
Namun, lanjut Kwik yang perlu diperhatikan dari fenomena ini adalah bank memiliki kemampuan yang terbatas dalam memberikan kredit.
Baca Juga: Nobel Ekonomi 2017 bagi Penemu Faktor Irasionalitas dalam Ekonomi
Suatu saat nanti, kredit bank akan berkurang, sehingga investasi akan berkurang, dan krisis dimulai.
Untuk menghindari krisis tersebut, pemerintah dihimbau untuk menyusun beberapa strategi. Salah satu yang bisa dilakukan adalah mengerem investasi yang tinggi ini.
“Salah satunya dengan kebijakan uang ketat (tight money policy),kita memang memasuki resesi yang akan merupakan proses yang menyakitkan, tetapi tidak bisa kita hindarkan. Ini adalah biaya yang dari waktu ke waktu harus kita bayar karena kita ingin memiliki ekonomi yang tidak sentralistik dan tidak otoriter," katanya.
Menurut Kwik, jika krisis dibiarkan atau terlanjur terjadi, Indonesia tidak bisa berbuat apa-apa selain menyerahkan penyembuhannya pada proses alamiah yang sangat menyakitkan.
“Artinya, kita tidak dapat berbuat lain kecuali membiarkan resesi ekonomi sampai mencapai titik balik yang terendah dan proses gelombang pasang dimulai lagi berdasarkan titik keseimbangan baru yang terletak pada tingkat the lower turning point," ujarnya.
Baca Juga: Pengamat Ibaratkan Ekonomi Digital Seperti Pembuluh Darah Kapiler