"Saya kalau ke daerah banyak yang bisiki, 'Pak, jalan di sini rusak,'. Suara-suara itu selalu saya dengar dan sering kali bahan baku jadi mahal sehingga membuat produksi tidak kompetitif karena dipersulit dengan administrasi dan biaya. Ini harus diperbaiki, silakan menyampaikan terbuka saja apa yang harus kita perbaiki dan benahi," ujar dia.
Hal kedua yang harus terus diperhatikan ialah kemauan untuk menembus pasar-pasar baru yang potensial bagi perdagangan Indonesia.
"Seperti kawasan Afrika, Eurasia, Timur Tengah, Asia Selatan, Turki, dan Vietnam. Lihat kebutuhan mereka yang belum dipenuhi dan munculkan industri baru kita di indonesia. Ini harus cepat sebelum didahului negara lain," kata dia.
Selain itu, perubahan global yang utamanya dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi juga disebutnya harus segera diantisipasi. Perubahan digital semacam ini menurut Presiden tidak bisa dibendung dan harus dimanfaatkan untuk meningkatkan perdagangan Indonesia.
Baca Juga: Anies-Sandi Gelar Pesta Dangdutan Setelah Dilantik Jokowi
"Contohnya kenapa kita tidak membuat virtual showroom yang bisa diakses oleh pembeli-pembeli dari luar negeri? Jadi interaksinya dan komunikasinya bisa langsung tanpa harus menunggu waktu expo," ujar Jokowi memberi gambaran.
Turut mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo di antaranya Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo dan Gubernur Banten Wahidin Halim.