Suara.com - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita membantah Indonesia kekurangan pasokan beras pascakebijakan harga eceran tertinggi (HET) yang diterapkan pada awal September 2017. Sebaliknya, pasokan beras dia klaim cukup sampai akhir tahun.
“Nggak kok, stok aman. Buktinya tidak ada. Ada semua, stok tersedia. Sekarang kan musim hujan, stok kita masih banyak sampai akhir tahun,” kata Enggar saat ditemui di Hotel JW Marriot, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (2/10/2017).
Kebijakan harga eceran tertinggi beras, menurut Enggar, justru membuat harga beras di pasar tradisional maupun pasar modern mengalami penurunan. Harga beras premium turun menjadi Rp12.800 dari harga rata-rata di pasaran sebesar Rp13.100.
"Dengan premium saja sudah turun secara rata-rata Rp300. Di pasar tradisional (harga) lebih rendah. Sekarang sudah turun semua, mau diapain lagi," tuturnya.
Baca Juga: Beras Indonesia Dibagi ke 120 Ribu Pengungsi Rohingya
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan telah menetapkan harga eceran tertinggi komoditas beras untuk jenis premium, medium dan khusus. Penetapan harga beras ini disesuaikan dengan biaya distribusi dan harga pokok.
Berikut daftar harga beras medium dan premium:
Jawa, Lampung, Sumatera Selatan: medium Rp 9.450 per kilogram dan premium Rp 12.800 per kilogram.
Sumatera lainnya: medium Rp 9.950 per kilogram dan premium Rp 13.800 per kilogram.
Bali dan NTB: medium Rp 9.450 per kilogram dan Rp premium Rp 12.800 per kilogram.
Baca Juga: 4 Pesawat Indonesia Bawa 20 Ton Beras dan Makanan ke Rohingya
NTT: medium Rp 9.500 per kilogram dan premium Rp 13.300 per kilogram.
Sulawesi: medium Rp 9.450 per kilogram dan premium Rp 12.800 per kilogram.
Kalimantan: medium Rp 9.950 per kilogram dan premium Rp 13.300 per kilogram.
Maluku dan Papua: medium Rp 10.250 per kilogram dan premium Rp 13.600 per kilogram.