Suara.com - Ditjen Sumberdaya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V akan menyelesaikan pembangunan Daerah Irigasi Sawah Laweh Tarusan di Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat, Akhir 2017 ini.
Pembangunan daerah irigasi ini menambah luas areal pertanian yang bisa ditanami seluas 1.250 ha dari yang sudah ada 2.023 ha.
Nantinya air irigasi akan bisa mengaliri areal pertanian di Kecamatan Koto XI Tarusan, Kecamatan Bayang, Kecamatan IV Jurai, Kecamatan Sutera, Kecamatan Lengayang, Kecamatan Ranah Pesisir, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kecamatan Pancung Soal, Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan dan Kecamatan Lunang Silaut.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono saat meninjau lokasi DI Sawah Laweh Tarusan mengatakan pembangunannya dilakukan sejak tahun 2015 dengan total anggaran sebesar Rp 104,4 miliar. Dengan dana tersebut dibangun saluran irigasi primer sepanjang 1 km, Bendung 1 buah, kantong lumpur, saluran pengelak, jalan akses dan 5 bangunan pelengkap.
“Saat ini progresnya sudah 87 persen dan ditargetkan akhir tahun ini selesai. Masih ada sedikit tanah yang belum berhasil dibebaskan. Saya minta Kepala BWS V untuk segera berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten, Pengadilan Tinggi Negeri dan BPN setempat. Kami harapkan dengan pembangunan infrastruktur ini, produktivitas pertanian di Provinsi Sumatera Barat bisa meningkat untuk mendukung ketahanan pangan nasional,” kata Menteri Basuki usai meninjau bendung dan melakukan inspeksi pembangunan saluran irigasi menggunakan motor trail. Pembangunannya dilakukan oleh kontraktor PT. PT. Adhi Karya dengan konsultan supervisi PT. VIrama Karya.
Pada awalnya, DI Sawah Laweh Tarusan dibangun dengan menggunakan sistem pompanisasi yang dibangun tahun 1982. Namun karena mahalnya biaya operasi dan pemeliharaan yang harus dikeluarkan petani, mengakibatkan pompa tidak lagi beroperasi dan berubah menjadi sawah tadah hujan.
Pembangunan DI Sawah Laweh Tarusan memanfaatkan aliran Sungai Batang Tarusan yang dialirkan secara gravitasi dengan membangun bendung yang berjarak 9,3 km ke arah hulu dari lokasi pompa. Debit rata-rata yang dapat dihasilkan dari bendung sebesar 9,12 m3/detik. Hal ini dimungkinkan karena Kabupaten Pesisir Selatan merupakan wilayah perbukitan yang dialiri 18 sungai dengan 11 sungai besar dan 7 sungai kecil.
Dukungan Kementerian PUPR kepada Provinsi Sumatera Barat sebagai salah satu lumbung pangan nasional dilanjutkan pada tahun 2018 dengan menambah luasan jaringan irigasi di Sumatera Barat melalui pembangunan saluran primer sepanjang 8 km, saluran sekunder 15,6 km dan rehabilitasi saluran sekunder yang ada sepanjang 5,29 km.
Dalam kunjungan tersebut, Menteri Basuki didampingi oleh Anggota Komisi V DPR RI Nusyirwan Sujono, Inspektur Jenderal Rildo Ananda Anwar, Direktur Irigasi dan Rawa Mochammad Mazid, Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Saiful Anwar, dan Kepala BWS Sumatera V Maryadi Utama.