Suara.com - Asia Develompent Bank memprediksikan perekonomian di kawasan Asia akan mengalami pertumbuhan yang signifikan seiring meningkatnya kinerja ekspor. Hal tersebut lantaran adanya kenaikan permintaan dari Cina seiring membaiknya ekonomi di negara tirai bambu ini.
Kepala Ekonom ADB Yasuyuki Sawada mengatakan berdasarkan outlook yang dikeluarkan ADB pertumbuhan di Asia akan mencapai 5,9 persen pada 2017 dan 5,8 persen pada 2018.
“Negara sekitarnya, seperti Indonesia misalnya, harus memanfaatkan prospek ekonomi jangka pendek untuk melakukan reformasi guna meningkatkan produktivitas, berinvestasi pada infrastruktur yang sangat dibutuhkan, dan mempertahankan manajemen makroekonomi yang baik untuk potensi pertumbuhan jangka panjangnya," kata Yasuyuki saat ditemui di kantor ADB Indonesia, The Plaza Office Tower, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (26/9/2017).
Adapun ekonomi Cina diprediksi bisa mencapai 6,7 persen tahun ini, lebih tinggi dari prediksi awal yang sebesar 6,5 persen. Perbaikan ekonomi Cina ini lantaran adanya kebijakan fiskal yang ekspansif dan permintaan eksternal yang tidak terduga.
Baca Juga: ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Global
"Namun, tahun depan, ekonomi Cina justru diprediksi melambat menjadi 6,4 persen karena mulai berjalannya reformasi untuk memangkas kelebihan kapasitas industri dan mengurangi risiko keuangan," katanya.
Oleh sebab itu, Yasuyuki mengimbau kepada negara-negara untuk bisa memanfaatkan momentum perbaikan ekonomi Cina untuk mendongkrak perekonomian negaranya.