Presiden Joko Widodo mengatakan modernisasi pertanian saat ini dibutuhkan agar kehidupan petani lebih sejahtera.
"Modernisasi seperti itulah yang kita butuhkan. Dan sudah saya menyampaikan ke Menteri Pertanian agar selalu diikuti, step-step, proses-proses itu sehingga betul apa yang kita lakukan itu menuju pertanian yang modern," kata Presiden saat acara silaturahmi dengan Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah (SPPQT) di Kelurahan Kalibening, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah, Senin (25/9/2017).
Jokowi mengatakan membangun waduk, embung adan irigasi menjadi tugas pemerintah, tetapi kalau pola kerja petani seperti sekarang ini maka tidak akan berkembang dan lebih sejahtera.
"Tapi kalau petani sendiri tidak mau jadi petani modern, mengerjakan produksinya, mengerjakan pascapanennya, mengerjakan pemasarannya dengan baik, ya...kita akan segini-gini terus," katanya.
Baca Juga: Hari Tani Nasional, Petani Indonesia Justru Semakin Menderita
Presiden mengatakan petani dalam meningkatkan kesejahteraannya tidak hanya berkutat di produksi saja.
"Menanam dan memanen saja, sebab keuntungan terbesar ada pada proses agrobisnisnya. Di Qaryah Thayyibah sudah betul mengkonsolidasikan petani dalam kelompok besar, sudah besar Ada jamaah produksi," katanya.
Presiden berharap yang dikerjakan bukan hanya menanam atau mencari benih atau memupuk saja, tapi setelah pascapanen tersebut keuntungannya yang lebih besar.
"Jadi setelah konsolidasi, bagaimana mengkorporasikan petani dalam jumlah besar," katanya.
Menurut Presiden, kelompok petani tersebut harus menjadi organisasi sebagai perusahaan pertanian.
Baca Juga: Menurut Presiden Jokowi, Ini Sebab Petani Indonesia Miskin
"Sehingga bisa siapkan pupuk sendiri, buat pabrik pupuk dengan sekala besar. Juga dari sisi panen harus dikerjakan bersama-sama, memiliki 'rice mill' sendiri, perontok padi juga sendiri," katanya.