Suara.com - Setiap pelaku bisnis tentunya menginginkan keuntungan besar dari bisnis yang mereka jalani. Bahkan, dapat dikatakan jika sebagian besar dari pelaku-pelaku bisnis menjadikan keuntungan besar sebagai tujuan akhir yang ingin dicapai. Namun, meskipun keuntungan besar sudah didapatkan, bukan berarti jika Anda bisa menggunakannya dengan sembarangan.
Pengelolaan keuntungan laba juga perlu diperhatikan, sehingga nantinya semua kerja keras yang dikerjakan tidak hanya berakhir sia-sia. Keuntungan yang didapatkan tak semata-mata langsung digunakan untuk kepentingan pribadi saja, perlu pengelolaan yang tepat agar laba usaha ini bisa bermanfaat kedepannya.
Berikut ini tips sederhana untuk mengelola laba usaha dengan tepat:
1.Menyisihkan 20% untuk Investasi
Ketika bisnis Anda mulai menghasilkan keuntungan yang cukup besar, jangan langsung menggunakan keuntungan tersebut untuk hal-hal pribadi. Akan lebih baik jika memanfaatkan keuntungan tersebut untuk dana cadangan. Yang dimaksud dengan dana cadangan di sini adalah dana yang sewaktu waktu bisa digunakan saat kondisi bisnis sedang tidak membaik.
Dana cadangan ini juga bisa dianggap sebagai investasi bisnis Anda kedepannya. Sehingga, gunakan bila memang kondisi sedang darurat saja. Sisihkan setidaknya 20% dari laba bersih yang dihasilkan untuk investasi atau dana cadangan. Investasi sendiri bisa dalam bentuk tabungan, emas, deposito, properti, surat surat berharga, dan masih banyak lainnya. Selain itu, pastikan jika keuntungan yang digunakan sudah dalam bentuk laba bersih, sehingga tidak terpotong dengan biaya biaya lainnya.
2.Gunakan 10% untuk Pengembangan Usaha
Tentunya di setiap bisnis yang sedang berjalan membutuhkan pengembangan kedepannya. Sehingga, bisnis yang dijalankan dapat lebih maju dan juga berkembang lebih besar. Untuk itu gunakan 10% dari laba bersih yang dihasilkan untuk biaya pengembangan usaha Anda. Pengembangan usaha ini bisa berbentuk SDM, sistem IT, penambahan infrastruktur, membuka cabang untuk memperluas usaha, dan masih banyak lainnya. Intinya adalah 10% dari keuntungan yang dihasilkan digunakan untuk hal-hal yang dapat membuat usaha Anda lebih berkembang dan maju.
3.Gunakan 10% untuk Reward
Tentunya dalam setiap kerja keras yang dilakukan, Anda ingin mendapatkan reward dari apa yang sudah dikerjakan. Anda bisa menggunakan setidaknya 10% dari laba bersih untuk digunakan ke hal-hal yang berbentuk pribadi ataupun untuk keluarga. Anggap saja hal ini merupakan tanda penghargaan atas kerja keras Anda untuk membangun serta memajukan bisnis yang dimiliki. Anda bisa menggunakan hal ini untuk berlibur, shopping, dan lainnya. Namun, tetap catat penggunaan keuntungan ini dengan baik dan detail, sehingga Anda mengetahui dengan pasti ke mana jalannya uang yang dikeluarkan. Sehingga nantinya catatan ini akan membantu mengendalikan agar keuntungan tersebut tidak digunakan untuk sesuatu yang tidak penting.
4.Gunakan 10% untuk Dana Sosial
Sebagai makhluk sosial, tentunya sudah menjadi kewajiban untuk membantu satu sama lainnya. Sehingga, akan lebih baik lagi jika Anda menggunakan keuntungan bisnis untuk hal-hal yang berkaitan dengan sosial. Untuk hal ini, setidaknya gunakan 10% dari laba bersih yang didapatkan untuk dana sosial, zakat, infak, dan sejenisnya.
Hal ini menjadi wujud dari tanggung jawab sosial serta kepedulian Anda terhadap sesama. Sehingga, bisnis yang dijalankan tak hanya memberikan keuntungan material saja, namun juga mendapatkan keberkahan dalam menjalankan bisnis.
5.Gunakan 50% untuk Modal Berputar
Tentunya dalam menjalankan bisnis, Anda membutuhkan dana yang digunakan untuk modal berputar. Untuk hal ini, Anda bisa menggunakan 50% dari laba bersih yang dihasilkan. Cukup besar memang, namun setara dengan manfaat untuk bisnis kedepannya. Anda bisa menggunakan 50% ini untuk modal berputar, operasional usaha, ataupun stok barang-barang.
Jangan Terlalu Fokus pada Keuntungan
Keuntungan memang menjadi hal yang diinginkan setiap pelaku bisnis. Namun, sebaiknya jangan terlalu memfokuskan diri hanya pada keuntungan saja. Fokus pada keuntungan memang dapat membuat motivasi agar Anda bisa bekerja lebih keras dari sebelumnya. Tetapi, jika berlebihan tentu akan membuat Anda tidak fokus pada hal-hal lainnya dalam pengembangan bisnis.