Suara.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menargetkan membangun sebanyak 65 bendungan di seluruh daerah di Indonesia.
"Membangun 65 bendungan yang terdiri dari 16 bendungan yang masih on going dan 49 bendungan yang baru," kata Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Afnita Firmanti dalam Seminar Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan 2017 dengan tema Potensi dan Tantangan Bendungan Besar Abad 21 di Indonesia, di gedung Auditorium PUPR, Jakarta Selatan, Rabu (20/9/2017).
Afnita menjelaskan Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi sumber daya air terbesar di dunia, 3,9 triliun m3 per tahun. Kemudian potensi tenaga air sebesar 75.000 MW. Namun, dia menyayangkan potensi tersebut belum dirasakan oleh semua masyarakat.
Untuk mengoptimalkan potensi tersebut, PUPR akan membangun bendungan di seluruh wilayah Indonesia agar ketersedian air yang berasal dari hujan dapat dimanfaatkan secara maksimal.
"Bisa untuk pertanian, air minum, dan pembangkit energi listrik," tutur Afnita.
Afnita memaparkan 2017 sudah terdapat tujuh bendungan yang telah selesai dibuat (Bendungan Jatigede, Tibab, Nipah, Bajulmati, Rajui, Paya Seunara dan Teritip). Kemudian, yang akan segera diresmikan pada tahun ini ada Bendung Rakanamo di NTT dan Bendungan Tanju di NTB.
Selanjutnya, PUPR tahun 2017 akan memulai lagi sembilan pembangunan bendungan baru di Provensi Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Maluku dan NTT.
Untuk menjalankan pembangunan bendungan, PUPR bekerjasama dengan Komite Nasional Indonesia untuk Bendungan Besar agar pengerjaan bendungan dapat selesai dan sesuai target.
Melalui Seminar Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan 2017, Afnita yang mewakili Menteri PUPR berharap semua pihak bersama-sama meningkatkan kepedulian terhadap infrastruktur bendungan yang akan dibangun.
"Saya berharap KNI-BB yang merupakan organisasi profesi di bidang bendungan, dapat melakukan akselerasi dalam menjalankan fungsinya untuk menerbitkan sertifikat keahlian (SKA) Bendungan Besar. Akselerasi SKA harus tetap menjamin kompetensi SDM pada bidang pembangunan dan pengelolaan bendungan besar," kata dia. (Maidian Reviani)