Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan optimistis Indonesia tidak lagi perlu mengandalkan impor garam untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri pada tahun 2019.
"Jangan ada yang pesimistis, harus optimistis, yang membuat keputusan kan kita, kok bisa pesimistis," kata Luhut di Jakarta, Kamis (14/9/2017).
Luhut mengungkapkan telah berkoordinasi dengan Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, untuk menyelesaikan masalah pembebasan lahan dapat diselesaikan tahun ini.
Baca Juga: Begini Rasanya Jadi Ortu Usai Kasus Siswi SD Dibekap Penculik
Pemerintah, menurut Luhut, telah menyediakan lahan baru di sejumlah wilayah untuk ladang garam, seperti di Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi. Dengan demikian, dia meyakini dalam dua tahun ke depan, Indonesia tak perlu impor garam.
"Kita pesimistis karena bekerja sendiri-sendiri. Kalau bekerja secara teamwork itu akan optimistis. Karena yang mengatur kita, tanah kita, uang kita. Sakit jiwa kau kalau tidak beres," ujarnya.
Luhut melanjutkan, pengelolaan garam akan dibuat lebih efisien, produksinya tetap diserahkan ke masyarakat. Namun untuk menjaga kualitas garam, pemerintah akan memasok air tua.
"Garam konsumsi sebenarnya pengelolaannya tidak efisien. Kita punya konsep garam konsumsi itu tiap 100 ha. Jadi bikin koperasi, rakyat yang kerjakan, airnya disiapkan pemerintah," tandasnya.
Baca Juga: Pembunuh Pasutri Bos Garmen Ditangkap Gara-Gara Calon Pembeli