Suara.com - Terkadang berutang malah sering sangat membantu dalam kehidupan. Mau beli rumah tapi dana cekak, misalnya. Bisa berutang ke bank untuk menikmati fasilitas kredit perumahan rakyat (KPR).
Bisa juga pas mau ngembangin usaha tapi kepentok modal. Langsung datang ke bank di daerah setempat buat mengakses layanan kredit usaha rakyat (KUR).
Secara umum, utang dibedakan menjadi dua jenis menurut tujuannya, yaitu utang produktif dan utang konsumtif.
Utang produktif
Uang produktif adalah utang yang dimanfaatkan untuk kegiatan produktif. Apa itu kegiatan produktif? Salah satu contohnya adalah utang untuk modal usaha. Ketika berutang buat usaha, artinya duit kepunyaan orang itu diolah untuk menghasilkan duit lebih besar.
Dari penghasilan itu, utang bisa diangsur hingga lunas. Dengan kata lain, utang produktif diambil untuk tujuan menambah penghasilan. Contoh lainya adalah merenovasi rumah dengan kredit tanpa agunan (KTA) dari bank sebagai tambahan. KTA dipilih karena proses pencairannya cepat dan mudah.
Kredit ini termasuk produktif karena dipakai untuk menambah nilai jual rumah. Umpamanya rumah dijual setelah renovasi, tentunya harganya lebih tinggi ketimbang belum direnov.
Ada nilai lebih yang mendatangkan keuntungan finansial buat yang berutang. Istilah gampangnya, utang malah bisa bikin dana di rekening bertambah karena diolah.
Utang konsumtif
Berbeda dengan utang produktif, utang konsumtif dipakai untuk konsumsi. Pembelian gadget via kredit seperti contoh di atas salah satunya. Gadget adalah barang yang terkena depresiasi alias penurunan nilai jual. Saat beli, harganya mungkin Rp 5 juta. Tapi tahun depan harganya bisa jadi merosot jadi Rp 4 juta.
Apakah rugi jika menjualnya? Bisa iya, bisa pula gak. Yang pasti, kita sudah menikmati waktu selama setahun menggunakan gadget tersebut.
Meski begitu, utang ini bisa berubah produktif ketika gadget dimanfaatkan untuk sarana komunikasi jualan. Setelah punya gadget baru, komunikasi jadi lebih lancar, sehingga bisnis pun meroket.
Dalam kasus ini, kredit gadget itu termasuk produktif. Sebab, pinjaman digunakan untuk mendatangkan penghasilan.
Contoh lainnya adalah kredit kendaraan bermotor. Seperti gadget, kendaraan juga terdepresiasi. Harganya bisa anjlok tajam ketimbang saat membelinya.
Namun kredit ini pun bisa menjelma produktif kalau kendaraan dipakai untuk bekerja. Misalnya buat jadi sopir ojek/taksi online. Adanya penghasilan tambahan dari aktivitas tersebut menandakan utang yang diambil bukanlah konsumtif.
Dari penjelasan ringkas di atas, perbedaan utang produktif vs utang konsumtif bukan terletak pada macam produknya. KTA bisa produktif, tapi bisa pula konsumtif kalau dana hanya dipakai buat memenuhi keinginan atau hal-hal yang bersifat konsumtif.
Penentuan apakah suatu utang produktif atau konsumtif harus dilakukan dengan melihat tujuan utang. Mau diapakan dana dari utang tersebut.
Baca artikel Duitpintar lainnya:
Utang untuk Usaha Boleh Saja, Tapi Jangan Sampai Mengantarkanmu ke Jurang Kebangkrutan
Ini 5 Bukti Bahaya Memiliki Utang
Cara Mengelola Utang yang Baik, Eh, Memangnya Ada Utang yang Buruk?
Published by Duitpintar.com |