Suara.com - PT. Kioson Komersial Indonesia, perusahaan perdagangan elektronik (e-commerce) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan, Kamis (7/9/2017).
"Terima kasih akhirnya kami pada hari ini bisa masuk di Bursa Saham Indonesia. Kami berharap bisa lebih baik lagi dan dapat meramaikan pasar e-commerce di Indonesia," kata Direktur Utama Kioson Komersial Indonesia Jasin Halim di BEI, Jakarta Selatan, Kamis (7/9/2017).
Kioson merupakan salah satu start up yang bergerak di sektor e-commerce. Kioson menjembatani digital gap antara pemain e-commerce dan bank dengan pedagang yang lebih mikro seperti para pedagang kelontongan.
Kioson didirikan Mei 2015 lalu. Selama dua tahun, Kioson sudah melayani 1,5 juta pelanggan dengan rata-rata transaksi 500 ribu transaksi per bulan.
Kioson juga sudah digunakan di 336 kota di Indonesia serta sudah ada 15 ribu outlet Kioson yang tersebar di sejumlah wilayah.
Saat ini kepemilikan saham Kioson dipegang PT. Artav Mobile Indonesia, PT. Seluler Makmur Sejahtera, PT. Sinar Mitra Investama, dan PT. Media Komunikasi Nusantara Tbk.
Kioson beralasan IPO sebagai pilihan terbaik untuk memperkuat fundamental perusahaan dalam jangka panjang, sehingga kinerja bisnis dapat tumbuh secara berkelanjutan. Kioson akan menjadi perusahaan rintisan (startup) pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia.
“Rencana IPO ini merupakan bagian dari strategi kami dalam melaksanakan misi menjadi jembatan antara underserved market dengan teknologi digital. Kami melihat bahwa pasar yang belum terlayani oleh dunia digital masih sangat luas. Selama ini, ada tiga hal utama yang menjadi penghambat melayani mereka, yaitu pembayaran, logistik, dan kepercayaan terhadap e-commerce. Kioson sebagai platform O2O menghadirkan solusi atas hambatan tersebut, sehingga sesuai tagline kami – Semua Bisa Online,” kata Jasin.
Selain itu, pihaknya memilih mencari pendanaan di pasar modal lantaran enggan melepas mayoritas kepemilikannya ke perusahaan modal ventura. Dalam rangka rencana IPO ini, Kioson mempercayakan PT Sinarmas Sekuritas sebagai underwriter.
"Banyak Venture Capital kebanyakan mau investasi mayoritas. Kami belum siap, makanya kami memilih jalur IPO," katanya.
Jasin berharap, dengan melakukan IPO ini Indonesia bisa menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2020 dan bisa mendorong perusahaan start up lainnya masuk dalam pasar modal.
Hingga April 2017, Kioson telah memiliki lebih dari 15.000 mitra kios yang tersebar di 384 kota di Indonesia, dengan mayoritas berada di kota lapis kedua. Perseroan menargetkan peningkatan mitra kios mencapai 100 persen pada akhir 2017.
Beragam produk dan layanan tersedia di aplikasi Kioson fokus pada tiga kategori, yakni layanan digital dan Payment Point Online Bank (PPOB), layanan Keuangan, serta layanan e-commerce. Kioson juga bermitra dengan perusahaan terkemuka antara lain perusahaan gadget, perbankan, asuransi, dan e-commerce.