Suara.com - Semua orang yang bekerja pasti suatu saat akan pensiun. Mulai siapkan dana pensiun sejak dini buat hidup masa tua yang berkecukupan. Nggak mau gigit jari di hari tua kan?
Kenapa harus sejak dini
Prinsip dana pensiun besarannya mengikuti jumlah iuran. Namun lain ceritanya jika dana pensiun diolah ke instrumen investasi.
Makin besarnya iuran nggak selalu berarti hasil yang didapat kelak juga besar. Malah sebaliknya, mungkin dana pensiun sedikit karena iuran yang dikumpulkan ludes dalam investasi.
Saat merasa hasil yang didapat kurang maksimal, segera beralih ke penyedia dana pensiun lainnya. Urusan bakal lebih runyam jika usia sudah menjelang pensiun saat mengikutinya.
Bisa-bisa dana pensiun malah lebih sedikit dari total iuran bulanan yang telah disetorkan. Namun ini nggak berlaku buat pekerja yang mengikuti dana pensiun wajib dari kantor.
Yang bisa dilakukan adalah menambah dana pensiun di tempat lain, misalmya bank atau perusahaan asuransi. Hal ini juga bisa dilakukan jika merasa dana pensiun dari kantor nggak cukup.
Cukup dari kantor?
Beruntung buat yang sudah disediakan program dana pensiun dari kantor. Masalahnya, besaran manfaat dana pensiun dari kantor mungkin nggak seberapa.
Kira-kira hingga berapa lama bisa menggantungkan hidup pada dana itu hingga dipanggil Yang Kuasa. Pikirkan juga bagaimana dana pensiun itu bisa bermanfaat buat keluarga atau ahli waris saat si pekerja sudah tiada atau gak bisa lagi bekerja lantaran cedera.
Selain dana pensiun swasta dari kantor, ada pula program jaminan hari tua (JHT) dan jaminan pensiun (JP) yang iurannya diambil dari gaji bulanan. Keduanya berbeda meski tampak mirip.
JHT diberikan secara langsung ketika pekerja pensiun. Sedangkan JP diberikan secara bulanan saat masa pensiun datang.
Besaran iuran JHT adalah 5,7 persen per bulan (2 persen pekerja dan 3,7 persen pemberi kerja) dan 3 persen sebulan (2 persen pemberi kerja dan 1 persen pekerja) untuk JP.
Ikut dana pensiun di luar
Nggak ada salahnya ikut dana pensiun partikelir di luar perusahaan atau kewajiban sosial agar bisa lebih tenang menjelang usia senja. Berikut pertimbangannya:
1. Cari tahu dulu kelebihan dan kekurangan dana pensiun yang ditawarkan. Lihat bagaimana perhitungan hasil iuran saat sudah pensiun.
2. Lihat pula proteksi alias asuransi yang diberikan saat “terpaksa” pensiun, antara lain karena menderita cacat setelah mengalami kecelakaan kerja.
3. Lihat background pengelola dana pensiun. Pilih yang sudah punya nama. Meski begitu, lembaga yang baru bisa juga dipilih asal penawarannya bagus.
Jenis dana pensiun yang umumnya dipilih dan disediakan pihak selain perusahaan tempat kerja adalah Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Pengelolanya adalah bank atau lembaga asuransi.
Saat memilih DPLK, kita bisa menempuh langkah berikut ini agar kelak nggak gigit jari di hari tua lantaran nggak ada dana pensiun.
1. Pertimbangkan berapa kebutuhan dana pensiun saat kelak nggak bekerja lagi. Iuran dan manfaat dapat disesuaikan dengan target yang dituju.
2. Kalau dana pensiun difokuskan ke DPLK, pilih instrumen investasi yang nggak terlalu berpengaruh menghadapi fluktuasi.
3. Seharusnya penerima dana pensiun bisa bebas memilih instrumen investasi. Pilih yang punya aturan dana pensiun.
4. Pastikan terima laporan rutin tiap bulan yang memperlihatkan hasil pengolahan dana pensiun.
Ingat, setelah pensiun nggak ada lagi gaji bulanan yang masuk ke rekening. Adanya dana pensiun jelas sangat membantu menyangga kehidupan finansial saat memasuki usia senja.