Menurut Presiden Jokowi, Ini Sebab Petani Indonesia Miskin

Adhitya Himawan Suara.Com
Rabu, 06 September 2017 | 15:37 WIB
Menurut Presiden Jokowi, Ini Sebab Petani Indonesia Miskin
Lahan pertanian sawah padi di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Sabtu (26/11/2016). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Presiden Joko Widodo mengatakan pertanian Indonesia masih berkutat pada budidaya, sementara nilai tambah ada diproses bisninnya (Agrobisnis).

"Paradigma inilah yang harus kita ubah besar-besar, kuncinya, menurut saya, bagaimana menkonsolidasikan petani agar memilik skala yang besar, skala ekonomi yang besar," kata Presiden saat orasi pada sidang terbuka dalam rangka "dies natalis" Institut Pertanian Bogor (IPB) di Kampus Dramaga Kabupaten Bogor, Jawa Barat, (Rabu 6/9/2017).

Jokowi mengatakan bahwa nilai tukar petani itu merupakan hal yang sangat fundamental agar mereka mendapatkan keuntungan yang besar.

Baca Juga: Jokowi Sindir Lulusan IPB Lebih Banyak Kerja di Bank

"Itu yang harus kita lihat, nilai tukar petani itu penting, ini sangat fundamental. Oleh sebab itu petani harus mendapat keuntungan sebesar-besarnya dari dia melakukan penanaman pertanian," katanya.

Presiden mengungkapkan bahwa keuntungan besar itu tidak ada di budidaya, pembibitan, melainkan berada pada proses bisnsnya.

"Ini yang lama kita tidak sadari. bahwa keuntung besar ada diproses bisnis, proses agrobisnisnya. Oleh sebab tu seharusnya yang menjadi konsentrasi kita," kata Jokowi.

Apalagi, lanjut Presiden, kondisi petani di Indonesia sebagian besar hanya memiliki lahan-lahan kecil, yang hanya berkisar 0,25-0,3 hektare saja.

"Kalau kita tidak mengkonsentrasikan, bagaimana menaikan keuntungan petani dengan nilai tukar petani yang harus kita lihat," jelasnya.

Baca Juga: Pemerintah Diminta Kembangkan Pertanian Garam di Indonesia Timur

Untuk meningkatkan kesejahteraan petani tersebut, kata Presiden, perlu adanya langkah untuk mewujudkan korporasi petani, nelayan dan peternak.

"Tidak bisa kita biarkan mereka bekerja satu per satu seperempat hektar, 0,3 hektare, tidak mungkin, percaya kepada saya, harus mulai pemikiran-pemikiran besar ke arah itu," katanya.

Presiden berharap ada langkah total untuk mengubah paradigma, sehingga petani harus memiliki dari hulu sampai hilir.

"Proses itu harus kita siapkan. Korporasi itu harus kita siapkan. Saya memiliki keyakinan IPB memiliki kemampuan untuk menyiapkan petani-petani kita ke arah itu," harapnya.

Presiden mengatakan bahwa korporasi petani ini bisa diwujudkan jika sejak awal industri benih disiapkan, aplikasi-aplikasi modern untuk produksi itu disiapkan.

"Bagaiman menggunakan 'drone',bagaimana mengunakan 'google earth', pakai semuanya. Bagaimana penggilingan padi yang modern disiapkan. Bagaimana industri pengolaan beras menjadi tepung disiapkan, siapa yang bisa melakukan ini, yang hadir disini yg ada di atas semuanya. Mahasiswa-mahasiswa yang memilii pemikiran modern yang mau terjun ke lapangan untuk bekerja di sawah di pertanian," harap Presiden. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI