Kalahkan Inflasi dengan Investasi Sejak Muda

Angelina Donna Suara.Com
Kamis, 31 Agustus 2017 | 20:50 WIB
Kalahkan Inflasi dengan Investasi Sejak Muda
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Nah, manfaatkan kartu kredit dengan cicilan 0% itu, dan pilihlah yang masa cicilannya paling panjang. Bila tidak ada yang 0%, carilah yang bunganya paling rendah.

Selain itu, jangan pernah telat bayar tagihan kartu kredit. Untuk menghindarinya, kita bisa mengaktifkan fitur autodebet. Itu salah satu trik penting.

Pernah bermasalah dengan pemakaian kartu kredit?
Karena saya bekerja di bank, saya tahu isinya kartu kredit seperti apa, jadi bisa memanfaatkan dengan baik. Misalnya, jangan sampai telat bayar tagihan. Manfaatkan sepenuhnya fitur yang menarik seperti cicilan 0%, dan lain sebagainya.

Bagaimana bila kita mengalihkan tagihan CC ke bank lain atau melunasinya dengan KTA?
Apapun bentuk instrumen apakah kartu kredit atau KTA, nasabah pasti melihat tiga hal: bunga, syarat dan limit. Refinancing pasti kena bunga juga. Misal, bunga kartu kredit 2,25% lalu mau lunasi memakai KTA yang bunganya juga segitu.

Lha, ngapain dipindahin jika bunganya sama? Kecuali bunga KTA tersebut di bawah itu. Begitu logikanya, agar bisa bayar cicilan yang lebih rendah. Itu bisa dijalankan. Daripada terlibat utang, mending cicilannya dikecilin.

Bagaimana pengelolaan pribadi yang bapak terapkan?
Yang saya fokuskan adalah bagaimana nanti saat saya membutuhkan uang, uangnya bernilai sama atau lebih. Itu yang paling penting. Jadi, agar bisa mengalahkan inflasi. Saya juga tidak menyebar aset di satu keranjang saja.

Di mana saja investasi Bapak?
Saya ada di deposito, reksadana ada. Asuransi juga, obligasi. Saham sedikit. Emas juga dalam bentuk fisik.

Bagaimana profil Bapak dalam berinvestasi?
Saya sebenarnya konservatif. Cuma, karena saya bekerja di bank jadi sedikit banyak lebih mengerti. Saya konservatif untuk hal-hal yang pasti, misalnya untuk investasi dana pendidikan anak. Itu dananya pasti, saat kita butuhkan, duitnya harus ada. Jadi, untuk dana pendidikan anak, saya tidak masuk ke investasi melainkan ke asuransi pendidikan.

Mengapa? Investasi nilainya naik turun. Sedangkan asuransi, kan, pasti dapat walau nilainya tidak sebesar saat berinvestasi. Yang penting uangnya ada. Jadi, tergantung kebutuhannya apa. Itu saya, ya, mungkin orang lain berbeda pandangan, it’s oke.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI