Untuk mengalirkan air baku ke daerah-daerah tersebut diperlukan pembangunan pipa air yang diperkirakan sepanjang 47,9 kilometer. Saat ini sedang dikaji _masterplan_nya dan akan disusun studi kelayakannya bersama K-Water dari Korea Selatan yang memiliki pengalaman panjang sebagai institusi kelas dunia dalam pengelolaan sumber daya air untuk dapat dibangun dengan skema kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
"Sekarang sedang diproses persiapan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang ditargetkan selesai 2019. Pendanaannya dilakukan juga melalui pinjaman dan kemungkinan skema KPBU," ungkap Menteri Basuki.
Bendungan Karian juga menjadi sarana pengendalian banjir di kawasan hilir yang merupakan kawasan strategis dengan infrastruktur penting seperti Jalan Tol Jakarta-Merak dan kawasan industri terpadu. Manfaat lainnya sebagai lokasi tujuan wisata air dan memiliki potensi pembangkit energi listrik mikro hidro sebesar 1,8 MW.
“Bendungan ini juga akan difungsikan sebagai daerah wisata, untuk itu sebaiknya budidaya perikanan keramba dilarang. Pembangunan bendungan akan merubah lingkungan sekitar menjadi lebih hijau dan lebih baik sebagai efek dari tampungan air dalam jumlah besar," ungkapnya.
Baca Juga: Kementerian PUPR Garap 151 Proyek Strategis Nasional
Tugas lainnya yang juga penting karena langsung dirasakan masyarakat yakni membangun sekitar 30 jembatan gantung yang menghubungkan antar desa di Provinsi Banten. Menteri Basuki mengatakan sudah meminta lokasi jembatan gantung mana saja di kabupaten/kota di Banten yang perlu diperbaiki atau dibangun oleh Kementerian PUPR.
Turut hadir pada acara tersebut Inspektur Jenderal Kementerian PUPR Rildo Ananda Anwar, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Imam Santoso, Kepala Pusat Bendungan Ditjen SDA Ni Made Sumiarsih dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja.