Menjelang hari raya Idul Adha 1438 H yang jatuh pada Jumat (1/9/2017) pedagang hewan kurban mulai menjamur di Jakarta. Para pedagang musiman ini memanfaatkan lahan-lahan kosong di Jakarta sebagai tempat untuk mengais rezeki.
Apa pekerjaan sebenarnya para pedagang ini?
Ilham salah satu pedagang hewan kurban di kawasan Slipi, Jakarta Barat mengaku sudah tujuh tahun dirinya terjun dalam bisnis hewan kurban ini. Ia menjadi pedagang hewan kurban hanya sebagai sampingan untuk mencari tambahan membiayai kehidupan istri dan kedua anaknya.
Baca Juga: Ternyata Segini Modal Bisnis Hewan Kurban
"Pekerjaan asli saya itu buruh serabutan mbak. Kadang jadi buruh cuci, kadang supir, pokoknya serabutan. Nah itu kan penghasilan nggak jelas, jadi saya ikut ini aja (pedagang hewan kurban)," kata Ilham saat berbincang dengan suara.com, Rabu (29/8/2017).
Ilham bercerita, saat dirinya menjajal menjadi pedagang hewan kurban hanya iseng-iseng saja. Ternyata, saat menjalani pertama kali Ilham bisa mengantongi keuntungan sekitar Rp70 juta.
"Jadi saya kerjasama dengan saudara saya mba. Dia itu peternak hewan di Sulawesi. Terus saya bilang, gimana kalaunkita juga juga di Jakarta, eh hasilnya luar biasa ternyata. Bisa beli tanah di kampung, biaya hidup istri dan anak saya juga nggak susah lagi. Tapi saya tetap sehari-harinya jadi buruh. Istri saya bisa buka toko kelontong sekarang," ujarnya.
Ilham mengatakan, rata-rata pada pedagang hewan kurban yang ada di kawasan Slipi ini dari berbagai profesi, ada Satpam, Supir,hingga pekerja di showroom.
"Tapi mereka nggak meninggalkan pekerjaan sehari-harinya. Namanya ini kan pedagang setahun sekali. Kalau mereka lagi libur ya mereka yang jaga, kalau nggak libur ya keluarganya yang jaga atau bayar orang," katanya.
Baca Juga: Larangan Berjualan Hewan Kurban
Ilham merupakan pedagang hewan kurban yang menjual kambing dan sapi. Sapi yang dijualnya didatangkan dari Subang atau Sulawesi.
Ilham mengungkapkan, sapi yang dia jual sekitar Rp 17 juta untuk sapi yang paling kecil atau dengan berat 250 kilogram. Sementara paling besar atau sekitar 300 kilogram dengan harga Rp 18 juta hingga Rp 19 juta.
Sedangkan untuk kambing, kata Ilham kambing paling murah dibanderol Rp 2,5 juta, sedangkan paling mahal Rp 5 juta. Untuk yang paling murah, bobot timbang hidup sekitar 25-27 kilogram. Sedangkan paling mahal bobot timbang hidupnya sekitar 60 kilogram.