Utang Indonesia Rp 3.779 triliun, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Senin, 28 Agustus 2017 | 14:37 WIB
Utang Indonesia Rp 3.779 triliun, Ini Penjelasan Sri Mulyani
Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengadakan Rapat Kerja dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diwakili oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/7). [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Menteri Keungan Sri Mulyani Indrawati mengatakan utang pemerintah yang tembus Rp 3.779 triliun digunakan untuk menutupi defisit APBN 2017. Ani pun mengatakan, pengelolaan utang Indonesia saat ini masih berjalan dengan baik. 

"Pengelolaan utang saat ini masih sangat baik dan dilevel aman. Utang ini untuk menutupi defisit anggaran dan akan digunakan untuk pembangunan. Indonesia itu tertinggal di bidang infrastruktur, dari grafik terlihat bahwa income per kapita yang mirip seperti kita, Indonesia ada di bawah rata-rata yang biasanya hampir semua negara itu indeks infrastrukturnya segitu. Jadi kita below that line dibanding rata-rata saja, apalagi dibanding negara maju," katanya. 

Menurut Ani, pengelolaan utang pemerintah masih lebih baik dibandingkan oleh negara-negara besar lainnya.  Rasio utang Indonesia sekitar 28 persen terhadap produk domestik bruto atau masih aman dari batas maksimal 60 persen. 

Baca Juga: Begini Cara Sri Mulyani Kejar Target Pajak Rp1.283 Triliun

"Kalau bicara stok utang, stok utangnya besar itu Amerika, Jepang, bahkan Jerman yang katanya paling sehat di Eropa utangnya juga gede. Dan ini memperbaiki profilnya, yang dilakukan penuh tanggung jawab, dan akuntabel, kemudian memberikan akses lembaga lain, seperti BPK, BPKP, kalau Indonesia tidak bagus, ya orang bilang jelek saja," ujarnya. 

Berdasarkan data Kementerian Keuangan tota utang pemerintah pusat hingga Juni 2017 sebesar Rp3.706,52 triliun. Jumlah itu naik Rp34,19 triliun dari posisi akhir Mei 2017 yang sebesar Rp3.672,33 triliun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI