Gerindra: Prestasi Ekonomi Jokowi di 2018 Tidak Akan Gemilang

Adhitya Himawan Suara.Com
Kamis, 17 Agustus 2017 | 14:42 WIB
Gerindra: Prestasi Ekonomi Jokowi di 2018 Tidak Akan Gemilang
Presiden Jokowi dalam pidato kenegaraan di Gedung Parlemen MPR, DPR, DPD di Jakarta, Rabu (16/8/2017). [Foto Biro Pers Istana]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono, mengatakan saat dirinya mendengar Pidato Kenegaraan Presiden Joko Widodo dalam sidang Umum MPR/DPR di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (16/8/2017), ia mendapat kesan Jokowi tidak percaya diri. Menurutnya, sikap Jokowi seakan ragu dalam menetapkan target ekonomi yang dia canangkan dalam Pidato Nota Keuangan RAPBN 2018.

"Sepertinya kok Joko Widodo engha pede ya.  Belanja negara dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 tercatat mencapai Rp2.204,3 triliun," kata Arief di Jakarta, Kamis (17/8/2017).

Dari total jumlah belanja tersebut, pemerintah seharusnya menyisikan untuk pembayaran bunga utang. Total bunga utang yang harus dibayar pada tahun 2018 adalah Rp247,6 triliun.

Baca Juga: Jokowi Umumkan Lima Pemenang Baju Adat Terbaik, Dapat Sepeda!

"Ini juga yang Harus menjadi perhatian pemerintahahan Presiden Joko Widodo Karena sepertinya akan megap megap juga membayar bunga hutang pemerintah," jelas Arief.

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN tersebut menyatakan bahwa bisa jadi hutang dibayar dengan hutang. Ini disebabkan infrastruktur yang dibangun belum bisa memberikan pendapatan bagi negara.

"Jika seperti ini prediksinya, sepertinya prestasi Joko Widodo tahun anggaran 2018 dibidang ekonomi tidak akan gilang gemilang," tutupnya.

Sebagaimana diketahui, dalam Pidato Nota Keuangan RAPBN 2018 di depan Sidang DPR, Presiden Jokowi menargetkan pertumbuhan ekonomi 2018 mencapai 5,4 persen. Inflasi sebesar 3,5 persen, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sebesar Rp13.500 per dolar As. Adapun suku bunga SPN 3 bulan sebesar 5,3 persen; sedangkan harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) sebesar 48 dolarAS per barel,lifting minyak Indonesia sebesar 800 ribu barel per hari lifting gas sebesar 1.200 ribu barel setara minyak per hari.

Penyusunan asumsi dasar ekonomi makro tersebut mengacu pada sasaran-sasaran pembangunan jangka menengah yang terdapat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode 2015—2019. Seperti sasaran-sasaran tahunan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2018, serta perkembangan dan prospek ekonomi domestik maupun global tahun 2018.

Baca Juga: Warga: Ciye, Mesra Banget Pak Jokowi Sama Ibu Iriana

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI