Usulan Bangun Apartemen DPR Tak Berkorelasi Dengan Kinerja

Senin, 14 Agustus 2017 | 17:18 WIB
Usulan Bangun Apartemen DPR Tak Berkorelasi Dengan Kinerja
Pengamat Politik dari Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti (tengah berpeci). [Suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pengamat Politik dari Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti menilai usulan pembangunan apartemen di Kawasan DPR tidak memiliki korelasi dengan kinerja anggota DPR.

Menurutnya tidak ada jaminan pembangunan apartemen dengan kinerja anggota DPR untuk menghadiri rapat-rapat.

"Jadi saya tidak bisa melihat korelasi diantara keduanya, misalnya begini kalau perumahan anggota DPR terlalu jauh, lalu dibangun apartemen, apakah itu akan menjamin kalau kemudian rapat-rapat di DPR kemudian akan penuh," ujar Ray di D'Hotel, Jalan Sultan Agung, No 9, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (14/8/2017).

Baca Juga: Publik: Anggota DPR Sudah Diberi Rumah Dinas, Buat Apa Apartemen

Kata Ray, ketidakhadiran anggota DPR bukanlah alasan lokasi rumah dinas anggota DPR yang jauh, melainkan alasan memiliki agenda lain.

"Yang kedua, coba dicek dulu deh sama DPR soal ketidakhadiran itu. Tren ketidakhadiran anggota DPR sekarang ini apakah karena rumahnya yang jauh kah, atau memang mereka memilih secara sadar untuk tidak hadir pada baik rapat-rapat paripurna ataupun rapat lain di DPR itu," ucap dia

Maka dari itu tak ada korelasi usulan pembangunan apartemen di kawasan Taman Ria Senayan dengan alasan untuk mengikuti rapat.

"Nah sehingga jangan sakit perut, jawabannya sakit kepala gitu kan. Kira-kira begitu," ucap Ray.

Ray juga mengaku heran setiap ketidakpercayaan publik terhadap kinerja dan moralitas anggota DPR ditanggapi dengan alasan perlunya penambahan fasilitas.

Baca Juga: PPP: Apartemen Baru Untuk Anggota DPR Belum Perlu

"Jadi kalau kita sebut jangan-jangan lama-lama memang mereka sengaja bekerja tidak baik, kira-kita begitu ya, moralnya juga nggak terlalu bagus supaya fasilitas semakian banyak. Karena trennya begitu. Asal kinerja nggak bagus, kepercayaan publik rendah kemudian moralitasnya juga tidak baik dimata publik, jawabannya perbaikan fasilitas," ucap Ray.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI