Basuki Ingin Arsitektur Infrastruktur Memiliki Ciri Khas Daerah

Senin, 14 Agustus 2017 | 10:57 WIB
Basuki Ingin Arsitektur Infrastruktur Memiliki Ciri Khas Daerah
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengunjungi kampus ITS di Surabaya, Jawa Timur. [Dok Kementerian PUPR]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan peran arsitek dalam pembangunan infrastruktur sangat penting. Desain infrastruktur seperti jembatan, bendungan, bangunan harus memiliki karakter dan dapat mewakili budaya sehingga menunjukkan ciri khas daerah setempat.

"Pembangunan infrastuktur harus bisa menunjukkan ciri khas budaya di daerah masing-masing karena karya arsitektural juga merupakan seni," ujarnya saat menjadi pembicara pada Seminar Undang-Undang (UU) Arsitek di Gedung Rektorat Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (12/8/2017).

Saat ini, katanya, bangunan di sejumlah daerah masih sedikit yang sesuai karakter, padahal Indonesia terdiri dari 741 suku bangsa sehingga sangat kaya terhadap karya arsitektural.

Baca Juga: Menteri PUPR: Seluruh Tol Trans Jawa Tersambung di Akhir 2018

"Sekali lagi, itulah yang harus digali terus. Sekarang secara individual masih kreatif sendiri-sendiri. Karakter di sini hampir hilang, seperti di Jawa yang seharusnya Joglo kini jadi ruko. Yang masih tersisa salah satunya di Bukit Tinggi," ucapnya.

Menurutnya pembangunan infrastuktur tidak lepas dari karya seorang arsitek yang merancang sebuah bangunan sehingga mampu berdiri dengan baik sesuai perencanaan.

"Nah, di sinilah peran arsitek. Mereka harus menggali terus kemampuannya dan berharap yang terbaik sehingga mampu menaikkan daya saing. Karya arsitektur harus bisa mendukung konstruksi yang better,cheaper, faster," ucapnya.

Menteri Basuki memberikan apresiasinya kepada para arsitek yang terlibat dalam merancang infrastruktur yang dibangun Kementerian PUPR seperti komplek olahraga Gelora Bung Karno dan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang telah selesai dibangun pemerintah di 7 lokasi di 3 provinsi yakni Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur dan Papua.

"Saya mengapresiasi keterlibatan para arsitek dalam proyek nasional persiapan Asian Games ke-18 di Jakarta pada Oktober 2018. Ini merupakan panggilan merah putih bagi para arsitek terbaik ikut berperan menata kawasan dan renovasi komplek olahraga GBK" kata Menteri Basuki.

Baca Juga: Basuki: Terobosan Pembangunan Infrastruktur Demi Daya Saing

Sementara itu terkait pembentukan UU Arsitek menjadi momentum mendorong profesi arsitek dan praktik arsitek yang handal dan profesional, sehingga mampu meningkatkan nilai tambah, daya guna dan hasil guna karya arsitektur. Selain itu memberikan landasan dan kepastian hukum bagi arsitek, pengguna jasa arsitek dan masyarakat umumnya.

Dengan adanya undang-undang tersebut, tambah Menteri Basuki maka baik itu profesi maupun produknya akan dilindungi pemerintah.

Di tempat sama, Rektor ITS Prof Joni Hermana mengapresiasi adanya UU Arsitek karena jurusan arsitektur di kampusnya terdapat kompetensi bidang keilmuan yang dikembangkan dengan sebutan arsitektur nusantara.

"Bidang ini merupakan budaya bangsa Indonesia dari berbagai macam daerah sehingga arsitekturnya dikaji secara ilmiah, terkait sebetulnya apa yang melandasi sehingga bangunan atau rumah seperti itu," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI