Jelang perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. kembali menggelar Indonesia Properti Expo (IPEX) 2017. Perseroan optimis gelaran pameran properti tahunan yang menghadirkan hampir 900 proyek perumahan tersebut akan mencatatkan potensi kredit pemilikan rumah (KPR) baru senilai Rp5 triliun.
Adapun, pameran perumahan yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) tersebut turut dibuka Presiden Joko Widodo, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno.
Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan penyelenggaraan IPEX 2017 kali ini menjadi upaya perseroan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memiliki rumah, terutama dalam rangka menyukseskan Program Satu Juta Rumah. Pameran ini, lanjutnya, juga menjadi langkah Bank BTN meningkatkan penyaluran KPR perseroan sehingga dapat mengerek naik pangsa pasar.
Baca Juga: Total Nilai KPR Online BTN di 2017 Capai Rp316 Miliar
“Pameran IPEX ini digelar sejalan dengan komitmen kami menjadi integrator utama Program Satu Juta Rumah. Melalui pameran perumahan ini, masyarakat Indonesia terutama di Jabodetabek bisa lebih mudah memilih dan memiliki rumah. Dengan berbagai kemudahan yang kami tawarkan, kami meyakini dapat mencatatkan potensi kredit baru hingga Rp5 triliun dari pameran ini,” jelas Maryono dalam Pembukaan IPEX 2017 bertema “KPR BTN Merdeka” di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (11/8/2017).
Melalui ajang pameran ini dan berbagai upaya yang dilakukan Bank BTN, Maryono optimistis pihaknya dapat mencapai target yang dibidik perseroan. Pada akhir 2017, emiten bersandi saham BBTN ini membidik pertumbuhan KPR tumbuh di level 21 persen-23 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Pada 2019 mendatang, perseroan juga membidik akan mencatatkan pangsa pasar KPR naik ke level 40 persen.
Secara total, per akhir Juni 2017, KPR Bank BTN tumbuh di level 19,13 persen yoy menjadi Rp127,49 triliun dari Rp107,02 triliun pada Juni 2016. Kenaikan penyaluran KPR Subsidi tercatat menjadi penyumbang terbesar pada pertumbuhan kredit perumahan Bank BTN. Per Juni 2017, KPR Subsidi Bank BTN naik 28,34 persen yoy dari Rp49,86 triliun menjadi Rp63,99 triliun. Kenaikan juga terpantau pada KPR Non-subsidi yang tumbuh 11,09 persen yoy dari Rp57,15 triliun pada kuartal II/2016 menjadi Rp63,49 triliun di periode yang sama tahun ini. Kemudian, dengan kinerja penyaluran tersebut, Bank BTN kini masih memimpin pangsa pasar KPR yakni sebesar 35,4 persen per 31 Maret 2017.
Sementara itu, Maryono menambahkan IPEX kali ini juga digelar dalam rangka peringatan Hari Perumahan Nasional (HAPERNAS). Peringatan yang digagas oleh Kementrian Pupera tersebut, telah dideklarasikan bersama pemangku kepentingan di bidang perumahan sejak tahun 2008. Pemerintah pun serius menjadikan Hapernas yang diperingati setiap 25 Agustus sebagai momentum dalam membangun rumah rakyat. Sejalan dengan peringatan tersebut, dalam IPEX ini juga dilakukan akad kredit secara serentak yang melibatkan 1.000 orang anggota Polri dan kalangan masyarakat umum di seluruh Indonesia.
Dalam pameran yang berlangsung mulai 11 Agustus hingga 20 Agustus 2017 tersebut, Bank BTN juga menawarkan beberapa kemudahan. Di antaranya, untuk KPR Non-Subsidi, perseroan menawarkan bunga KPR sebesar 5 persen fixed 1 tahun serta 6,5 persen fixed 3 tahun, DP mulai dari 5 persen, one hour approval, dandiskon hingga 20 persen untuk premi asuransi jiwa. Pada IPEX 2017 juga ditawarkan fasilitas KPR Bundling untuk kredit kendaraan bermotor dan furniture untuk isi rumah dan program promo menarik lainnya. Bank BTN juga memberikan diskon biaya administrasi sebesar 50 persen, bunga 5 persen selama jangka waktu kredit, dan uang muka (down payment/DP) mulai 1 persen untuk program KPR Subsidi.
Baca Juga: BTN Dorong Pengembang Properti Optimalkan Kredit Konstruksi
Maryono mengungkapkan pihaknya membidik akan ada 300.000 pengunjung acara yang berlangsung selama 10 hari tersebut. IPEX 2017 pun tidak hanya menampilkan para pengembang, tapi juga perusahaan building material. Rencananya akan ada 300 pengembang kecil, menengah, dan besar yang mengikuti ajang ini.