Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilaksanakan tahun 2016 menemukan bahwa indeks literasi dan inklusi keuangan Indonesia meningkat, jika dibandingkan hasil pada survei serupa yang dilaksanakan OJK pada tahun 2013.
Indeks literasi keuangan di 2016 mencapai 29,66 persen dan indeks inklusi keuangan mencapai 67,82 persen, dibandingkan indeks literasi keuangan sebesar 21,84 persen dan indeks inklusi keuangan 59,74 persen di tahun 2013.
Namun demikian, geliat aktifitas perbankan dan lembaga keuangan yang masih terkonsentrasi di kota-kota besar mengakibatkan akses masyarakat ke perbankan masih didominasi masyarakat perkotaan. Disamping tradisi masyarakat untuk menabung masih bersifat tradisional melalui wadah atau tempat tertentu di dalam rumah mereka, penggunaan medium digital melalui smartphone menjadi peluang yang terbuka lebar bagi dunia perbankan untuk meningkatkan literasinya kepada masyarakat.
Baca Juga: Jamin Ketersediaan Uang Tunai, Citilink Gandeng Bank Permata
Sejalan dengan hal tersebut, PermataBank dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia dengan dukungan Kedutaan Besar Australia menyelenggarakan program Banking Journalist Academy (BJA) untuk kali yang ke lima dengan mengusung tema Literasi Keuangan. Selain untuk meningkatkan kualitas para jurnalis muda di Indonesia melalui program pendidikan yang berkelanjutan, hal ini turut mendukung pemahaman literasi keuangan yang tengah digalakkan oleh Regulator.
Dalam program BJA di tahun 2017 ini, terpilih 19 peserta melalui seleksi yang sangat ketat yaitu :
1. Norbertus A. Dwiangga, Harian Kompas
2. Krizia Putri Kinanti, Bisnis Indonesia
3. Winny Tang, The Jakarta Post
Baca Juga: Prudential Indonesia Gandeng Bank Permata dan Pegadaian
4. Marshall Sautlan, KONTAN
5. Nida Sahara, Investor Daily
6. Nur Aini, Republika
7. Angelina Anjar Sawitri, Tempo
8. Faunda Liswijayanti, Femina
9. Ropesta Sitorus, Bisnis Indonesia
10. Shintya Felicitas, Forbes Indonesia
11. Safyra Primadhyta, CNNIndonesia.com
12. Maria Yuniar, Katadata.co.id
13. Eka Wahyu Pramita, Majalahkartini.co.id
14. Marsya Nabila, dailysocial.id
15. Dinda Audriene Muthmainah, CNNIndonesia.com
16. Aditya Widya Putri, tirto.id
17. Astudestra Ajengrastri, Anadolu Agency
18. Nicha Muslimawati, Kumparan.com
19. Adhitya Himawan, Suara.com
"Kami sangat senang dapat bermitra dengan AJI Indonesia dan juga The Australian Embassy dalam mengembangkan BJA ini. Memasuki tahun ke lima, program ini semakin menunjukkan kualitasnya dan menjadi benchmark para jurnalis di Indonesia. Banyak lulusannya yang jenjang karirnya menjadi lebih baik dengan menempati posisi sebagai wakil/redaktur maupun redaktur senior. Di beberapa media, silabus program BJA bahkan menjadi bacaan wajib bagi reporter pemula karena merangkum banyak materi keuangan dan perbankan secara mendalam dan menyeluruh," kata Ridha DM Wirakusumah, Direktur Utama PermataBank di Jakarta, Rabu (9/10/2017).
"Pemilihan tema Literasi Keuangan dalam BJA 2017 menjadi ikhtiar kami dalam mendukung program Regulator, dalam hal ini OJK untuk makin memberikan pemahaman terhadap lembaga keuangan. Melalui reportase dan tulisan yang nantinya dibuat oleh para peserta program, diharapkan masyarakat dapat memilih dan memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai kebutuhan, memiliki kemampuan dalam melakukan perencanaan keuangan dengan lebih baik dan terhindar dari aktivitas investasi pada instrumen keuangan yang tidak jelas," tambah Ridha.
Disisi lain, Suwarjono, Ketua Umum AJI Indonesia menjelaskan bahwa seiring tumbuhnya industri media, lahir jurnalis generasi baru yang pada umumnya belum memiliki pengalaman meliput atau menulis laporan jurnalistik secara mendalam. "AJI sebagai organisasi profesi senantiasa mendorong jurnalis bekerja secara profesional, kompeten dan beretika melalui berbagai program pelatihan, seminar, diskusi publik, dan beasiswa untuk meningkatkan pemahaman pada isu-isu tertentu," jelasnya dalam kesempatan yang sama.
Menurutnya, Program BJA adalah salah satu upaya AJI untuk meningkatkan kapasitas jurnalis, khususnya bagi jurnalis yang sehari-harinya meliput isu perbankan dan ekonomi makro. Melalui short course yang berlangsung selama dua bulan, jurnalis mendalami isu perbankan, termasuk bagaimana meliput dan menuliskannya di media. "Dengan adanya kerjasama dan dukungan dari Kedutaan Australia, semakin memperluas kesempatan peserta untuk memahami kondisi ekonomi dan ilmu jurnalistik dari sudut pandang internasional," tambahnya.
"BJA dan Banking Journalism Workshop (BJW) yang akan diadakan bagi jurnalis regional merupakan program pendidikan yang unik yang diadakan oleh institusi perbankan seperti PermataBank. Objektif dan visi program ini sejalan dengan komitmen jangka panjang Australia bagi Indonesia terutama di bidang peningkatan kualitas pendidikan masyarakat. Oleh karena itu kami gembira dapat berpartisipasi di dalam penyelenggaraan program BJA dan BJW di tahun 2017 ini, yang kami harap dapat menjadi kerjasama berkelanjutan," ungkap Laura Kemp, First Secretary (Public Affairs), Australian Embassy - Jakarta.
Program pendidikan yang berkesinambungan
Tahun 2017 merupakan tahun ke lima penyelenggaraan BJA. Para Jurnalis terpilih akan mengikuti 14 sesi kelas di hari Selasa dan Jumat, mulai 9 Agustus hingga 29 September 2017. Salah satu keunggulan program ini adalah kelengkapan materi pendidikan yang disampaikan oleh para pakar di bidangnya, baik pengetahuan ekonomi & perbankan yang mendalam maupun pengetahuan untuk mengolah data-data menjadi liputan yang mendalam sehingga menjadi karya jurnalistik yang baik dan kredibel.
Beberapa materi seperti Ekonomi Makro oleh Joshua Pardede – Ekonom Global Market PermataBank dan materi-materi perbankan terkini seperti: Banking in General, Financial Literacy, Corporate Banking, Business Consumer Banking dan Sharia Banking akan dipaparkan oleh para Direktur terkait serta para Senior Manajemen PermataBank.
Selain itu para peserta juga akan belajar perkembangan hubungan ekonomi Indonesia-Australia dan pendalaman peliputan isu ekonomi dan perbankan dari konsultan senior serta ekonom Kedutaan Australia. Bertindak sebagai Kepala Sekolah program BJA yaitu Hasudungan Sirait serta didukung oleh Feby Siahaan dan Stefanus Arif – mantan peserta BJA Angkatan I yang saat ini menjadi Co-Mentor.
Di akhir kelas, para peserta akan menyelesaikan tugas akhir berupa liputan ekonomi perbankan yang mendalam selama kurang lebih 1 bulan dengan didampingi para mentor, dimana hasilnya akan diwujudkan dalam bentuk buku dan audio visual yang akan diluncurkan pada Malam Apresiasi (Graduation Night) bersamaan dengan pengumuman peserta terbaik BJA 2017.