Suara.com - Isu perombakan Kabinet Kerja terdengar makin kencang. Salah satu menteri yang disebut-sebut akan kena reshuffle Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Isu tersebut membuat masyarakat yang mengenal kinerja Menteri Susi tidak percaya. Mereka tidak setuju reshuffle yang akan dilakukan Presiden Joko Widodo menyasar menteri paling nyentrik itu.
"Saya heran juga, kenapa Ibu Susi mau di-reshuffle, orang dia (Susi) itu kerja kok, sudah kelihatan kerjanya malah mau ditendang. Jelas-jelas ibu Susi ini berantas mafia, malah dijegal," kata warga bernama Nunuk Istriani ketika ditemui di sekitar bazar ikan murah yang diselenggarakan Kementerian Kelautan dan Perikanan di lapangan parkir pusat perbelanjaan Sarinah, Jalan M. H. Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (6/8/2017).
Menurut Nunuk jika Presiden Jokowi mengikuti bisikan agar mengganti Menteri Susi, Jokowi akan rugi sendiri karena mafia perikanan akan kembali merajalela.
"Kalau sampai direshuffle berarti ada yang salah dengan pemikiran pemerintah. Berarti negara ini tidak bisa menerima orang bersih. Gimana nggak, orang yang benar-benar bekerja malah mau dilengserkan, berarti mafia ini yang main," ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Soedjatmoko yang menyatakan Presiden Jokowi akan menyesal jika sampai mengikuti bisikan dari orang di sekitarnya.
"Aduh, jangan deh, jangan direshuffle. Nanti rugi dan nyesel loh, jarang ada sosok perempuan yang pintar dan tegas seperti beliau. Mau jadi apa laut dan nelayan Indonesia nantinya tanpa Ibu Susi. Kalau di-reshuffle terus jadi Wakil Presiden warga Indonesia pasti oke-oke aja," katanya.
Moko berharap menteri berprestasi seperti Susi dipertahankan agar negeri ini membaik.
"Jangan sampai harapan warga Indonesia kepada pemerintahan Jokowi yang bersih, tegas dan bisa membawa perubahan lebih baik menjadi pupus. Keputusannya harus tepat jangan salah langkah," katanya.
Pada Selasa (18/7/2017), di Istana Negara, Menteri Susi mengakui selama ini ada kalangan yang mencoba menggoyang kursinya.
"Kalau bikin kebijakan baik kan, apa yang saya lakukan mengganggu comfort zone. Comfort zone dari orang yang selama ini mendapat keuntungan besar dengan cara tidak benar. Jadi pasti banyak yang tidak suka," kata Susi.