Aspal Limbah Plastik Bisa Diterapkan di Seluruh Indonesia

Sabtu, 29 Juli 2017 | 20:49 WIB
Aspal Limbah Plastik Bisa Diterapkan di Seluruh Indonesia
Pembangunan jalan raya yang menggunakan aspal dengan campuran limbah plastik di Jimbaran, Bali. [Dok Kemenko Maritim]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pembangunan jalan raya yang menggunakan aspal dengan campuran limbah plastik dimulai di Jimbaran, Bali pada hari Sabtu (29/7/2017).

Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek, dan Budaya Maritim Kemenko Maritim, Safri Burhanuddin mengatakan teknologi ini bisa diterapkan di seluruh Indonesia.

"Karena teknologi ini cukup mudah, semua bisa melakukannya. Saya harapkan bukan hanya PUPERA (Kemen PUPR) yang akan mengimplementasikannya, tetapi hingga lingkup pedesaan pun bisa melakukannya, dengan memanfaatkan dana desa misalnya," ujar Safri.

Baca Juga: Kementerian PUPR: Limbah Plastik Untuk Aspal Bisa Jadi Solusi

Kepala Balitbang PUPR, Danis Sumadilaga mengatakan kementeriannya (Kemen PUPR) sedang melakukan standardisasi teknologi ini.  

"Nantinya kami akan membagikan kepada semua pihak yang akan membangun jalan dengan plastik ini yang modul untuk pembangunan jalan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Untuk jalan besar atau jalan kecil," kata Danis.

Ia menambahkan proses pengujian untuk penyusunan modul sedang berlangsung.  Danis mengatakan menurut hasil penelitian yang dilakukan lembaganya, di Indonesia dibutuhkan 2,5 ton sampah plastik untuk jalan sepanjang satu kilometer dengan lebar tujuh meter.  "Untuk jalan dengan beban lalulintas berat dibutuhkan dua lapisan plastik, sehingga kebutuhannya bisa mencapai lima ton," kata Danis.

Safri mengungkapkan untuk mengantisipasi kekurangan limbah plastik di masa datang, pihaknya telah bekerja sama dengan asosiasi pengelola sampah plastik.  "ADUPI (Asosiasi Pengelola Sampah Plastik) di 16 kota telah berkomitmen kepada kami untuk menyediakan sampah plastik di kota-kota tersebut," ujarnya.

Danis juga mengatakan untuk Indonesia yang digunakan adalah sampah kantong plastik kresek, karena biasanya sampah plastik botol sudah memiliki nilai ekonomis atau dapat dijual kembali.

Baca Juga: Kementerian PUPR Bangun Empat Prasarana Pengendali Banjir di Riau

Aspal yang menggunakan campuran bahan limbah plastik ini menurut penelitian Balitbang PUPR menghasilkan perkerasan jalan yang lebih kuat, lebih tahan lama, dan lebih murah. Teknologi ini ditemukan oleh seorang ilmuwan kimia dari India, Rajagopalan Vasudevan pada tahun 2015 dan hingga kini India telah membangun jalan sepanjang lebih dari 25,000 km dari aspal berbahan limbah plastik ini. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI