Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintah telah membangun banyak infrastruktur untuk mempersiapkan daya saing di tingkat global. Hal ini disampaikan Jokowi dalam peluncuran Program Pendidikan Vokasi Industri di PT. Astra Otoparts yang terletak di kawasan Greenland Industrial Center Deltamas, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (28/7/2017).
Namun, pembangunan infrastruktur tersebut harus seiring dengan pembangunan sumber daya manusia, salah satunya dengan menggalakkan pendidikan vokasi. Hari ini telah dimulai dengan program training, link and math yakni industri dengan sekolah menengah kejuruan, bahkan industri dengan pondok pesantren.
"Saya senang SMK bekerjasama dengan industri. Tadi saya sudah sampaikan kepada mendikbud, pak menteri, harusnya SMK ini dari Sabang sampai Merauke yang jumlahnya ribuan jangan sampai terjebak kurikulum lama, jadi harus fleksibel," ujar dia.
Dia mengusulkan jurusan di SMK lebih spesifik lagi. Misalnya, jika zaman dahulu sekolah teknik mesin jurusannya adalah bangunan dan listrik, sekarang menjadi teknik pengawasan, konstruksi, baja, dan mekatronika.
"Kenapa jurusannya nggak lebih kecil lagi, misalnya jurusan animasi, spesialis buat meme, logistik, jurusan jendela, jurusan pintu, itu yang saya lihat di Jerman, bukan jurusan bangunan, itu terlalu umum sekali," tutur dia.
Dia menambahkan bangsa Indonesia harus konsisten dalam melakukan setiap langkah perubahan untuk pembangunan jika ingin negara ini besar dan kuat secara ekonomi.
"Kalau yang kita kerjakan konsisten, asal jangan turbulensi politik, 2045 kita jadi negara terbesar dan terkuat ekonomi. Tapi SDM paling penting, karena SDA (sumber daya alam) bisa memanjakan, tapi kalau etos kerja produktifitas SDM baik, bersaing dengan negara lain lebih mudah. Saya bandingkan anak muda kita dengan negara lain nggak kalah kita. Kita harus yakini itu dan kita harus percaya diri," kata dia.