Menjaga Kedaulatan Nasional Untuk Keadilan Pangan

Adhitya Himawan Suara.Com
Rabu, 19 Juli 2017 | 01:00 WIB
Menjaga Kedaulatan Nasional Untuk Keadilan Pangan
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. [Dok KKP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Satu dari tiga anak Indonesia mengalami stunting (tinggi badan pendek)," kata Menteri Susi Pujiastuti dalam acara Penghargaan Liputan Media Terbaik tentang Keadilan Pangan, di Jakarta, Selasa (18/7/2017). Stunting adalah kondisi anak yang bertubuh pendek dari rata-rata, yang disebabkan kekurangan gizi. Oleh karena itulah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengkampanyekan agar masyarakat mengkonsumsi ikan, agar kecukupan gizi.

Segala upaya Kementerian Kelautan dan Perikanan di bawah Menteri Susi, seperti menangkap illegal fishing, menenggelamkan kapal penangkapan ikan illegal, zonasi wilayah dan pembatasan penangkapan, sampai mengatur penggunaan jaring cantrang, adalah dalam upaya menaikkan kesejahteraan nelayan maupun memperbaiki gizi masyarakat, dengan tersedianya ikan dengan mudah. Hal ini sudah dibuktikan oleh angka statistik, konsumsi ikan orang pada tahun 2016 naik menjadi 43,9 kg/tahun dari perbandingan tahun 2013 yang berada di angka 35,2 kg/tahun.

"Tugas saya menjaga kedaulatan nasional, menjalankan misi Laut adalah Masa Depan Bangsa,"kata Susi Pudjiastuti.



Menteri Susi Pujiastuti mengapresiasi acara Penghargaan Liputan Media tentang Keadilan Pangan ini, diharapkan masyarakat makin terbuka informasinya tentang ketahanan maupun keadilan pangan, khususnya yang terkait kelautan dan perikanan. Acara ini diselenggarakan oleh Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI), didukung oleh OXFAM dan Australian Aid, pada Selasa (18/7/2017) di Jakarta Pusat.

Selain Menteri Susi Pudjiastuti, yang hadir pula adalah Aloysius Suratin, Direktur Pengembangan Bisnis OXFAM Indonesia dan Suwarjono, Ketua Umum AJI. Suwarjono mengatakan Penghargaan Liputan Media tentang Keadilan Pangan ini adalah tahun yang ketiga. AJI berharap ini menjadi ajang para jurnalis untuk meningkatkan pemahaman tentang Keadilan Pangan , sekaligus mempertajam ketrampilan jurnalistiknya.

Sementara Aloysius dalam sambutannya mengatakan persoalan keadilan pangan di Indonesia masih banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan. Seperti merespon perubahan iklim, gejolak harga pangan, akses terhadap tanah maupun sumber produktif lain, masih banyak terjadi masalah di Indonesia. Dalam Global Food Security Index tahun 2016, Indonesia masih menduduki ranking 71 dari 113 negara.

Baca Juga: BBM dan Pangan di Jakarta Aman Selama Masa Lebaran

"Oleh karena itu, Penghargaan Liputan Media ini bisa menjadi ajang penyadaran masyarakat pada isu keadilan pangan," ujarnya.

Pemenang Penghargaan Liputan Media Terbaik tentang Keadilan Pangan pada tahun 2017 ini adalah Rony Arianto Nugroho dari harian Kompas untuk kategori foto, dengan judul Uma Lengge, Menjaga Kemandirian Pangan. Sementara untuk kategori cetak/online, pemenangnya adalah Christine Fransiska, produser/multimedia (jurnalis) di BBC Indonesia dengan judul Kisah Ibu-ibu 'Dusun Miskin' Yang Menanam Tanaman Liar di Jombang. Kedua pemenang ini mendapat hadiah beasiswa liputan ke desa nelayan di Thailand.

Kedua pemenang tersebut dipilih dari 105 naskah kategori cetak/online dan 73 karya foto jurnalistik yang masuk ke panitia. Pengumpulan naskah atau lomba ini sendiri, berlangsung para periode 1 Maret sampai 30 Mei 2017. Tema yang masuk, tahun ini lebih bervariasi, tidak hanya mengupas aneka ragam makanan, tetapi sudah masuk isu-isu akses pada lahan, pengembangan potensi pangan lokal sampai soal kelembagaan pangan di tingkat lokal. Selain terpilih 2 pemenang, dipilih juga 20 karya terbaik dari para nominasi, baik dari kategori foto maupun cetak/online dan dibukukan dengan judul Menjaga Pangan, Merawat Masa Depan. Lewat buku ini diharapkan kesadaran akan keadilan pangan bisa lebih meluas lagi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI