Jokowi: Pembangunan Infrastruktur Tak Berarti Jika...

Senin, 17 Juli 2017 | 05:49 WIB
Jokowi: Pembangunan Infrastruktur Tak Berarti Jika...
Presiden Jokowi dalam acara Akademi Bela Negara Partai Nasdem di Jakarta. [Foto Laily Rachev - Biro Pers Setpres]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Era ekonomi global yang saat ini sedang terjadi membuat semua negara berkompetisi, baik untuk memenangkan persaingan, memperebutkan investasi, maupun dalam hal perdagangan.

Hal tersebut disampaikan Presiden saat memberikan kuliah umum pada pembukaan pendidikan Akademi Bela Negara Partai Nasdem, di Jakarta, pada Minggu siang (16/7/2017).

“Semuanya berlomba-lomba, kita melihat semua negara menatap visinya ke depan, menatap inovasi-inovasi yang baru,” ucap Presiden.

Baca Juga: Presiden Jokowi Beberkan Alasan Tutup Telegram

Menurut Presiden, kunci untuk memenangkan persaingan tersebut adalah dengan mengedepankan etos kerja dan meningkatkan kedisiplinan nasional. Apalagi tingkat kedisiplinan masyarakat di Tanah Air masih sangat rendah. Seperti dalam tayangan, Presiden memperlihatkan masih lemahnya budaya antri dan tertib lalu lintas di masyarakat.

“Hal-hal yang kecil-kecil ini harus mulai kita hapuskan, kita hilangkan,” katanya.

Namun, Presiden mengingatkan bahwa tidak sedikit negara yang tidak memiliki sumber daya alam tetapi berhasil menjadi sebuah negara maju.

“Bagaimana negara lain bisa maju tanpa sumber daya alam, dan kita yang ingin mengejar kemajuan mereka. Tapi kalau etos kerja, disiplin nasional ini tidak terus kita gaungkan, sulit rasanya kita mengejar mereka,” tuturnya.

Pembangunan infrastruktur yang kita harapkan adalah pembangunan yang dapat dilakukan dengan cepat. Namun pembangunan infrastruktur tidak akan memiliki arti apabila tidak diikuti oleh perubahan etos kerja dan kedisiplinan nasional.

Baca Juga: Jokowi Perintahkan Tol Balikpapan-Samarinda Selesai Desember 2018

“Sikap dan pandangan bangsa ini dalam menghargai kerja sebagai sesuatu yang luhur itu memang masih sangat kurang. Etos kerja, bagaimana sikap dan pandangan kita dalam menghargai kerja. Kerja keras sebagai sesuatu yang luhur,” kata Presiden.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI