Ini Rencana Bisnis Asia Pasific Investama Hingga Akhir 2017

Rabu, 12 Juli 2017 | 15:06 WIB
Ini Rencana Bisnis Asia Pasific Investama Hingga Akhir 2017
RUPSLB PT Asia Pasific Investama Tbk di Jakarta, Selasa (11/7/2017). [Suara.com/Dian Kusumo Hapsari]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

PT. Asia Pacific Investama Tbk (MYTX) pada tahun ini menargetkan penjualan bakal tumbuh 30 persen atau menjadi Rp1,69 triliun dibandingkan dengan realisasi penjualan pada 2016 sebesar Rp1,30 triliun. Untuk mencapai target tersebut, manajemen telah mengatur beberapa strategi bisnis untuk mencapai target tersebut.

"Untuk menopang pertumbuhan penjualan, kami akan meningkatkan volume produksi dengan jalan meningkatkan utilisasi pabrik, yang tadinya hanya sekitar 50 persen pada semester kedua 2016 akan ditingkatkan hingga mencapai 80-85 persen pada 2017. Sepanjang semester pertama 2017, utilisasi tersebut telah mencapai 65-70 persen," kata Presiden Direktur Asia Pacific Investama Ewijaya dalam konferensi persnya, Selasa (11/7/2017).

Selain itu, Ewijaya mengungkapkan, pihak menejemen akan mengalokasikan dana sekitar 5-10 juta dollar Amerika Serikat untuk membiayai belanja barang modal (capital expenditures/capex) pada tahun ini untuk menunjang rencana kenaikan produksi perseroan yang dilakukan melalu peningkatan utilitas pabrik-pabrik yang sudah ada.

Baca Juga: Penjualan Asia Pacific Investama Turun 22 Persen di QI 2017

"Capexnya dari kas internal perseroan dan pemegang saham. Dana itu nanti untuk memodifikasi mesin-mesin pabrik yang ada saat ini agar kapasitas produksinya dapat ditingkatkan. Mesin-mesin pabrik perseroan akan terus dilakukan hingga 2018 mendatang. Adapun dana yang disediakan untuk membiayai kegiatan tersebut berkisar 20-25 juta dolar AS, "ujarnya.

Selain itu, lanjut Ewijaya, modifikasi mesin-mesin ini dilakukan untuk meningkatkan produksi benang, kain grey dan kain denim. Sekitar 60 persen dari total produksi benang dan sekitar 85 persen dari produksi kain grey akan diekspor. Sedangkan 90-95 persen dari total produksi kain denim akan dipasarkan di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan produsen baju dan celana berbahan jeans. Sedangkan kain grey diekspor ke Eropa.

"Seluruh produk perseroan dijual ke Asia, terutama ke Cina, Taiwan dan Korea, Amerika Latin, Turki dan sebagainya. Pada tahun-tahun sebelumnya nilai ekspor perseroan mencapai 50 persen dari penjualan konsolidasi. Saat ini, kami akan berupaya untuk meningkatkan persentase nilai ekspor tersebut dengan melakukan berbagai inovasi produk-produk kami,” katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI