Kisah Kuli Pikul Renta Menabung Demi Bawa Istri Naik Haji

Selasa, 11 Juli 2017 | 21:49 WIB
Kisah Kuli Pikul Renta Menabung Demi Bawa Istri Naik Haji
Kuli pikul barang, Azwar. [Suara.com/Erick Tanjung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Usia senja tak menghalangi seseorang bekerja mengais rezeki. Hal itu ditunjukkan oleh seorang lelaki renta bernama Azwar di Pasar Inpres II Kota Padang, Sumatera Barat.

Diusianya yang sudah memasuki 75 tahun, Azwar masih bekerja sebagai kuli pikul barang di Pasar Induk Padang. Dia menjalani profesi sebagai tukang angkat barang di pasar sejak 33 tahun silam.

Hiruk pikuk‎ para pengunjung dan pedagang di Pasar Induk ini mengiringi langkah Azwar mengangkut barang menggunakan sebuah alat pengangkut barang yang ia modifikasi berbentuk troli kecil terbuat dari besi. Raut mukanya tampak lelah saat mengangkat barang.

Badannya tampak telah bungkuk. Namun badan yang bungkuk itu tak menyurutkan semangatnya untuk bekerja mengangkat barang-barang milik pengunjung atau pedagang yang membutuhkan jasanya.

‎"Saya bekerja sebagai tukang angkat sejak tahun 1984 sampai sekarang. Saya punya lima orang anak dan 16 orang cucu," kata Azwar kepada Suara.com di Pasar Inpres II Kota Padang, Selasa (11/7/2017).

Jasanya untuk mengangkat barang digunakan oleh para pedagang dan pengunjung. Dari pekerjaan menjadi tukang angkat barang, dalam sehari ia bisa membawa pulang uang Rp100 ribu.

"Barang-barang yang saya angka‎t setiap hari bermacam-macam, ada sayur-sayuran, cabai, bawang, ikan asin dan lainnya. Tergantung siapapun yang memanggil (meminta jasa angkat barang). Kadang-kadang sehari dapat Rp100 ribu, kadang lebih, dan juga sering kurang dari Rp100 ribu," ujar dia.

Azwar tinggal di daerah Lubuk Buaya‎ yang jaraknya cukup jauh dari Pasar Raya Padang. Ia berangkat dari rumahnya ke Pasar pada pukul 3.30 WIB dan pulang sekiar pukul 16.00 WIB sore.

"Saya berangkat dari rumah pagi buta menumpang dengan mobil tetangga yang juga pedagang di Pasar ini. ‎Kalau pulang saya naik angkot (angkutan kota)," tutur dia.

Sekarang Azwar hanya tinggal berdua dengan istrinya. Kelima anak-anaknya sudah punya tempat tinggal sendiri.

Azwar mengaku, beberapa tahun belakangan dirinya harus menyisihkan uang setiap hari Rp75 rbu untuk berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah Haji berdua dengan istrinya. Dia pun telah mendaftar sebagai calon jamaah haji.

‎"Saya kumpulkan uang Rp75 ribu sehari untuk tabungan naik haji.‎ Saya dan istri saya sudah mendaftar tiga tahun lalu. Saya sudah setor untuk tabungan naik haji Rp57 juta, sekarang masih kurang Rp13 juta," ungkap dia.

REKOMENDASI

TERKINI