Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juni 2017 sebesar 0,69 persen. Angka ini di atas ekspektasi sebagian besar ekonom sebesar 0,55 persen-0,6 persen.
Mendengar laporan Badan Pusat Statistik tersebut, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengaku belum cukup puas dengan hasil tersebut. Pasalnya pemerintah harus bisa bekerja lebih keras lagi untuk menekan inflasi tetap dibawa satu persen.
Hal tersebut bertujuan agar perekonomian di Indonesia bisa tetap tumbuh dengam baik dan masyarakat bisa menikmati dampak yang akan ditimbulkan dari pertumbuhan perekonomian di Indonesia.
Baca Juga: Mendag Senang Lihat Para Ibu Tersenyum Saat Ramadan, Kenapa?
"Itu pun kita belum puas. Kita harus menahan laju inflasi itu. Negara lain bisa kita juga harus bisa. Apalagi masa-masa yang tidak normal itu telah kita lalui," kata Enggar di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Selasa (4/7/2017).
Oleh sebab itu, Enggar berjanji, dibulan setelah Ramdahan ini pihaknya akan bekerja keras dan terus menigkatkan kerjasama dengan semua pihak agar harga kebutuhan bahan pokok bisa tetap terkendali.
"Jadi nggak hanya cuma ada momen saja seperti lebaran, tapi terus kedepannya akan kami jaga. Ini demi kepentingan masyarakat," tegasnya.
Berdasarkan laporan BPS, tersebut, inflasi tahun kalender Januari-Juni 2017 mencapai 2,38 persen dan inflasi tahunan Juni 2017 mencapai 4,37 persen year on year (YoY).
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, berdasarkan BPS di 82 kota Indeks Harga Konsumen, 79 kota diantaranya mencatat inflasi. Sementara tiga kota sisanya mencatatkan deflasi.
Baca Juga: Gandeng Sang Istri, Enggar Halal Bihalal Dengan PNS Kemendag
Inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 4,48 persen dan inflasi terendah di Merauke sebesar 0,12 persen. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Singaraja 0,64 persen dan deflasi terendah di Denpasar 0,01 persen.
Lebih lanjut ia mengatakan, inflasi puasa dan lebaran tahun ini lebih terkendali dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Catatan BPS inflasi puasa dan lebaran tahun 2014 yang jatuh di Juni dan Juli masing-masing 0,43 persne dan 0,93 persen sehingga total inflasi mencapai 1,36 persen.
Inflasi puasa dan lebaran tahun 2015 yang jatuh di Juni dan Juli masing-masing 0,54 persen dan 0,93 persen sehingga total inflasj mencapai 1,47 persen.
Inflasi puasa dan lebaran tahun 2016 yang jatuh di Juni dan Juli masing-masing 0,66 persen dan 0,69 lersen sehingga total inflasi mencapai 1,35 persen.
Sementara inflasj puasa dan lebaran tahun 2017 yang jatuh di Mei dan Juni masing-masing 0,39 persen dan 0,69 persen sehingga total inflasi mencapai 1,18 persen.
"Secara umum inflasj puasa dan lebaran 2017 jauh lebih terkendali dibanding tahun sebelumnya. Sebab pemerintah melakukan berbeagai upaya, ada satgas pangan dan sebagainya," katanya.