Aktivitas arus balik Idul Fitri 2017 mulai mengalami lonjakan sejak 30 Juni 2017 dan diperkirakan berlanjut hingga 2 Juli 2017 mendatang. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus memantau ketersediaan stok BBM, LPG, pasokan listrik, dan potensi bencana geologi. Posko ESDM tetap siaga selama 24 jam untuk menerima informasi atau keluhan dari masyarakat terkait sektor ESDM.
"Semua sudah siap untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan BBM di periode puncak arus balik ini. Kami sarankan kepada pemudik untuk mengisi penuh tangki BBM sebelum berangkat, antisipasi jalanan padat dan macet panjang di puncak arus balik Idul Fitri 2017," ujar Kepala BPH Migas, Fanshurullah Asa (Ifan), bertindak sebagai Penanggung Jawab Posko Nasional sektor ESDM Idul Fitri 2017, saat mengecek ketersediaan stok dan distribusi BBM di Tol Cipali dan jalur arus balik selatan Jawa Barat, Sabtu (1/7/2017).
Sebelumnya, sesuai Laporan Posko Nasional ESDM (30/6), di beberapa titik kemacetan seperti exit tol Grinsing, Simpang Maya Kota Tegal, Leles arah Nagrek dan Limbangan, Gentong, Malangbong, semua stok BBM di wilayah SPBU tersebut dalam posisi aman. Di SPBU wilayah Gentong - Malangbong, terdapat kantong BBM berupa truk tangki masing-masing 16 KL memuat Pertamax dan Pertalite.
Baca Juga: H+2, Penjelasan Persediaan BBM dan Bencana Geologi
"Guna mengantisipasi ketersediaan BBM sepanjang arus balik Idul Fitri 2017, sampai dengan 30 Juni 2017, KESDM sudah mengantisipasi dengan menyediakan serambi dan kiosk Pertamina sebanyak 10 buah serambi dan 43 kiosk di seluruh Indonesia, khusus untuk arus balik akan ditambahkan 7 kiosk Pertamax, sedangkan kiosk AKR sudah beroperasi 3 buah diantaranya di Batang, Kendal dan Tuban," jelas Ifan di Ruang Posko Jumat malam (30/6/2017).
Terkait dengan keamanan pasokan listrik di Jawa Bali dan BBM di beberapa jalur rawan kemacetan seperti di jalur selatan, tengah dan pantura Jawa, Tim Posko juga melakukan pemantauan melalui video conference. Jumat siang (30/6/2017), Anggota Komite BPH Migas dan Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas mengadakan video conference dengan para petugas di lapangan untuk memantau situasi di lapangan.
"Sistem Ketenagalistrikan Jawa Bali terpantau pada kondisi aman dengan cadangan putar 1.650 MW. Untuk BBM, stok BBM di SPBU dan Kiosk Pertamina/AKAR pada posisi yang aman dan penyaluran BBM di MOR II, III, IV dan V Pertamina berjalan lancar. SPBU di jalur arus balik dioperasikan 24 jam," ungkap Anggota Komite BPH Lobo Balia usai video conference.
Kesiapan subsektor migas untuk penyediaan dan pendistribusian BBM dan LPG secara nasional hingga pasca Idul Fitri 2017, Jumat, 30/6 (H+5) tidak mengalami kendala. Stok BBM dan LPG dalam keadaan cukup dan penyaluran berjalan lancar. Ketersediaan BBM dan LPG adalah sebagai berikut: Premium: 19,9 hari; Solar: 27,7 hari; Pertalite: 22,7 hari; Kerosene: 105,3 hari; Pertamax: 26,3 hari; Pertamax Turbo: 37,2 hari; Pertamina Dex: 37,2 hari; LPG: 17,98 hari; Avtur: 28,9 hari; AKRA 92 (AKR Bensin): 68,7 hari dan AKRASOL (AKR Solar): 34,8 hari.
Untuk menjaga ketersediaan BBM di tempat-tempat rawan macet, Pertamina juga telah menempatkan satuan tugas (satgas) khusus di titik-titik rawan macet jalur arus balik hingga 11 Juli 2017 mendatang.
Baca Juga: Jokowi: Kita Pastikan Bulan Juli Tidak Ada Kenaikan BBM
"Saat ini ada Motor Pertamax, mobil dispenser, dan kerja sama dengan Kepolisian serta Jasa Marga untuk kelancaran pengiriman BBM, termasuk bagi kendaraan yang kehabisan BBM di tengah kemacetan jalan tol, agar pemudik aman dan nyaman," jelas Senior Vice President Retail Fuel Marketing PT Pertamina, Gigih W. Irianto.
Untuk realisasi pendistribusian BBM dari H-14 s.d hari H+5, terdapat kenaikan yang signifikan pada H-9 dengan kenaikan sebesar 64% apabila dibandingkan dengan realisasi pendistribusian BBM tahun 2016 pada periode yang sama. Sedangkan pada Realisasi Pendistribusian BBM Tahun 2017 hari ke-21 (H+5), terdapat kenaikan sebesar 40% dibanding tahun 2016 lalu.
Pada subsektor ketenagalistrikan, secara nasional beban puncak siang sebagian besar dalam kondisi normal. Secara keseluruhan total pasokan nasional sebesar 26.371,99 MW dengan beban puncak sebesar 22.044,40 MW sehingga cadangan operasi sebesar 4.548,49 MW.
Terkait potensi bencana geologi, monitoring dilakukan secara terus menerus terhadap Gunung Sinabung dengan tingkat aktivitas level IV (Awas), aktifitas erupsi tanggal 30 Juni 2017, asap kawah utama teramati berwarna pink, terjadi letusan dengan tinggi 1.800 meter dan warna asap kelabu, serta guguran dengan jarak luncur 500-1.200 meter dan arah luncuran ke arah timur-tenggara. Direkomendasikan masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas dalam radius 3 km dari puncak, jarak 7 km untuk sektor selatan-tenggara, jarak 6 km untuk sektor tenggara-timur, serta jarak 4 km untuk sektor utara-timur Gunung Sinabung. Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai agar tetap waspada terhadap potensi bahaya lahar.