"Yang bisa menggunakan helikopter hanya dibatasi untuk kepala-kepala suku atau karyawan yang memiliki kartu identitas atau kalau ada pasien sakit gawat darurat. Semua bahan kebutuhan pokok masyarakat diangkut dengan helikopter, sehingga biayanya sangat mahal," ujar Marthinus pula.
Kondisi seperti itu membuat sebagian besar masyarakat Aroanop selama ini hidup terisolasi.
Warga bisa berjalan kaki ke Kota Tembagapura menyusuri lereng-lereng gunung yang terjal dan menanjak dengan waktu tempuh sekitar 4-6 jam dari Aroanop.
"Kondisi yang serba sulit itulah membuat masyarakat sangat berharap Lapter Anggoinggin segera bisa beroperasi agar selalu ada pesawat terbang datang ke sana setiap saat untuk mengangkut masyarakat dan barang-barang kebutuhan mereka," kata Marthinus.
Baca Juga: Ini Sembilan Tuntutan Demonstran Buruh Freeport Pada Pemerintah
Kepala Kampung Jagamin Thomas Omaleng mengatakan masyarakat setempat sangat antusias setelah PT Freeport membangun fasilitas lapangan terbang di kampung mereka.
Pada Kamis (29/6), pesawat Susi Air jenis Pilatus Porter melakukan uji pendaratan (test landing) di Lapangsn Terbang Anggoinggin Aroanop dengan hasil sangat memuaskan.
"Kami sangat berharap lapangan terbang ini segera beroperasi, sehingga masyarakat Aroanop bisa pergi pulang Timika-Aroanop dengan lancar," kata Thomas yang merupakan kerabat dekat Bupati Mimika Eltinus Omaleng itu pula. (Antara)