Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersinergi dan melakukan koordinasi secara intens dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) guna memenuhi pasokan tenaga listrik di setiap lokasi Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT). Hal tersebut terangkum dalam naskah penandatanganan kesepakatan bersama antara Sekretaris Jenderal KKP, Rifky Effendi Hardijanto dengan Direktur Utama PLN Sofyan Basir yang disaksikan langsung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti pada Jumat (16/6/2017) di Gedung Mina Bahari IV, Jakarta.
Adapun ruang lingkup kerja sama meliputi penyediaan listrik di 12 lokasi SKPT, yang berada di pulau-pulau kecil dan kawasan perbatasan. Lokasi tersebut antara lain Natuna, Saumlaki, Merauke, Mentawai, Nunukan, Talaud, Morotai, Biak Numfor, Mimika, Rote Ndao, Sumba Timur dan Sabang. Selain itu, kerja sama juga membahas mengenai pemanfaatan sarana dan pra sarana serta pertukaran data dan informasi.
Menteri Susi menjelaskan tenaga listrik di 12 lokasi SKPT yang dibutuhkan tidak terlalu banyak dan membutuhkan transmisi yang besar. “Sebenarnya project yang dibuat bukanlah project yang besar. Semuanya dalam angka kecil, tapi memang ditempatkan di banyak lokasi, karena disesuaikan dengan geografis kita,” jelasnya.
Baca Juga: Kejagung Ambil Alih Dugaan Korupsi Gardu PLN Dahlan Iskan
Pasokan tenaga listrik yang bersumber dari baterai maupun diesel, lanjut Menteri Susi, dianggap tepat untuk digunakan di pulau-pulau kecil dan kawasan perbatasan. Ia pun berharap, PLN dapat ,memberikan alternatif pasokan tenaga listrik. “Kalau diesel itu terkadang masalahnya di bahan bakar. Nah tempo hari kita melihat adanya baterai-baterai yang besar itu Pak. Kalau kita bisa pasang di beberapa tempat, itu kan bisa dipakai beberapa kali. Mungkin PLN bisa memberikan alternatif kepada kita seperti itu,” lanjutnya.
Direktur Utama PLN, Sofyan Basir mengungkapkan, PLN siap mendukung program KKP. Ia berharap dalam jangka waktu 3 – 4 bulan ke depan, dapat menyeleraskan kinerjanya dengan visi misi KKP, terutama tentang bisnis perikanan yang saat ini butuh dukungan proses elektrifikasi. “Jadi kami harapkan dari pihak Ibu Susi bisa berikan gambaran kepada kami dalam jangka pendek tentang bisnis perikanan. Oleh karena itu, kami bisa mengantisipasi karena elektrifikasi hari ini bisa akan tumbuh sampai akhir 2019 sekitar 97 persen dan sebagian besar ada di Indonesia bagian Timur”, ungkap Sofyan.
Rencananya, pemenuhan kebutuhan pasokan listrik di 12 lokasi SKPT akan digunakan untuk pengoperasian cold storage, tempat singgah nelayan, pabrik es, sumur, gudang rumput laut hingga tambak serbaguna.