Suara.com -
Dalam sebuah bisnis, kemauan dan kerja keras adalah modal utama. Seorang pebisnis atau bahasa kerennya seorang entrepreneur haruslah mempunyai mental baja dan tidak mudah menyerah. Gagal dan gagal adalah biasa dalam sebuah bisnis. Sudah bukan rahasia umum, kebanyakan orang yang sukses berangkat dari nol dan mengalami beberapa kebangkrutan dan kegagalan.
Thomas Alfa Edison mengalami kegagalan sebanyak 9.955 kali dalam percobaannya agar bola lampu menyala.
Semangat inilah yang menginspirasi banyak orang akan sebuah kegagalan. Sebuah kegagalan adalah sebuah pelajaran yang diberikan oleh Tuhan untuk kita agar bisa belajar dan belajar untuk mencoba dan mencoba terus. Banyak di antara kita langsung merasa ciut dan berkecil hati setelah mengalami kegagalan.
Kolonel Sanders seorang dengan usia 60-an tahun yang mencoba memasarkan resep rahasia kepada restoran di Amerika telah ditolak sebanyak 1009 kali. Tentunya kita tidak akan menyangka kalau KFC (Kentucky Fried Chicken) berhasil mempunyai 1800 outlet di penjuru dunia berawal dari ribuan penolakan. Coba bayangkan apa yang terjadi apabila kolonel sanders berhenti pada penolakan yang ke 1007 atau 1008, dapat dipastikan dia tidak akan mempunyai loyalti untuk resep untuk sebuah ayam goreng seperti saat ini.
Belajar dari kedua tokoh ternama yang sudah terbukti hasil jerih payahnya, bahwa kebangkrutan adalah hal yang harus dihadapi bukan untuk diratapi. Berpikir positif dan terus maju untuk berusaha adalah kunci sebuah sukses. Mengutip dari sebuah kalimat bijak Thomas Alva Edison “Banyak Kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah”. Namun untuk bangkit dan memulai sesuatu yang baru tidaklah mudah.
Beberapa hal yang bisa dijalankan dalam menghadapi masalah kebangkrutan antara lain:
Belajar dari Kesalahan
Dalam setiap kegagalan yang dialami pastilah ada sebuah kesalahan. Ataukah itu keputusan yang salah ataukah juga cara yang salah. Hanya kita yang tahu kesalahan apa yang telah dilakukan. Guru yang paling berharga adalah kesalahan yang pernah dilakukan, belajar dari sebuah kesalahan itulah guru yang terhebat.
Untuk mendapatkan guru yang berharga, diperlukan keterbukaan dan sikap menerima kekurangan dan kesalahan diri sendiri. Seringkali kita tidak belajar dari kesalahan, karena kita masih beranggapan beberapa hal yang seharusnya salah menjadi benar akibat rasa ego yang tidak mau menerima kesalahan tersebut. Dengan cara merenungkan dan mencoba untuk mencari jalan keluar agar tidak mengulang kesalahan yang pernah dilakukan adalah hal yang utama untuk menemukan jalan keluar setelah kita mengalami hal buruk.
Mencoba Cara Lain atau Bidang Lain
Ketika menemui kegagalan dan kebangkrutan jelas kondisi psikologis akan terpukul dan membuat kita mulai berpikir tentang langkah apa yang akan dilakukan. Cobalah untuk mencoba cara lain dari cara yang sebelumnya dilakukan. Atau cobalah kita mencari bidang usaha atau pengembangan dari usaha sebelumnya.
Contoh yang kita dapat ambil dari Kolonel Sanders adalah setelah dia mengalami kebangkrutan dari bisnis rumah makanya. Dia kemudian berpikir untuk menjual resepnya kepada rumah makan lain dengan pembagian hasil dari hasil penjualnya. Dengan hanya bermodalkan keyakinan, kakek tua ini mulai mengetuk pintu dan menawarkan konsep dan resep yang ditawarkannya.