Rumah Warisan Lebih Baik Direnovasi atau Dijual?

Angelina Donna Suara.Com
Jum'at, 16 Juni 2017 | 21:00 WIB
Rumah Warisan Lebih Baik Direnovasi atau Dijual?
Rumah warisan, direnovasi atau dijual?
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saat orang tua tercinta tiada, tentu yang dirasa adalah kesedihan mendalam. Lalu apa yang sebaiknya dilakukan ketika ternyata mereka mewariskan rumah buat anak-cucunya?

Sebagai warisan, tentu sulit memutuskan untuk menjualnya bisa jadi karena alasan kenangan. Tapi, melihat kondisinya, banyak membutuhkan renovasi di sana-sini. Dana yang dibutuhkan nampaknya tidak sedikit juga.

Biaya renovasi rumah bisa semahal beli rumah baru, tergantung pada besar-kecilnya kerusakan. Seperti beli rumah juga, kita bisa pinjam uang untuk biaya renovasi lewat kredit multiguna.

Seperti namanya, pinjaman multiguna bisa dipakai buat apa saja. Buat renovasi rumah, usaha, bahkan tambahan modal kawin juga bisa. Yang penting, kita ngasih jaminan ke bank dan sanggup melunasi pinjaman. Nilai jaminan yang diberikan harus sama atau lebih besar ketimbang jumlah pinjaman.

Pinjaman Multiguna atau Jual Rumah
Inilah poin pertama yang perlu kita pertimbangkan jika mau renovasi rumah dengan kredit multiguna. Ada gak aset yang bisa kita jadikan jaminan? Poin lainnya adalah sanggup gak kita bayar cicilan sampai lunas? Untuk menilai kesanggupan ini, pertama-tama kita harus menghitung biaya renovasi.

Perkiraaan biaya ini sekaligus bisa dipakai untuk menentukan apakah kita mau ambil pinjaman buat renovasi rumah atau menjualnya. Prioritaskan renovasi di bagian yang betul-betul mendesak diperbaiki.

Contohnya dinding retak, genteng bocor, atau lantai pecah. Dengan perkiraan total renovasi memakan biaya Rp100 juta, misalnya. Sedangkan penghasilan Rp5 juta per bulan dengan dana tabungan yang bisa dipakai Rp20 juta. Berarti, diperlukan dana pinjaman Rp80 juta.

Dengan asumsi tidak ada tagihan utang lain, cicilan per bulan yang disarankan adalah Rp1,5 juta. Angka itu didapat dari 30 persen x penghasilan. Itu angka yang dianggap aman buat finansial karena masih ada sisa Rp3,5 juta.

Kalau hanya sanggup membayar cicilan Rp1,5 juta, berarti tenor pinjaman paling tidak Rp80 juta / Rp1,5 juta = 53 bulan atau 4,5 tahun. Itu belum memperhitungkan bunga, lho. Kira-kira bisa nggak disiplin membayar cicilan tiap bulan sebesar itu sampai 4,5 tahun ke depan? Jika merasa tidak sanggup, jangan dipaksakan.

Mungkin memang menjual rumah itu lebih baik. Atau, jika sudah punya rumah sendiri, tak perlu langsung merenovasi total. Renovasi dulu seadanya sedikit demi sedikit. Yang penting, setidaknya seminggu sekali dikunjungi untuk dirawat dan dibersihkan. 

Namun mesti diingat, apa pun keputusan yang diambil menyangkut warisan harus melalui musyawarah. Ini berlaku jika ada anggota keluarga lainnya yang punya hak atas warisan tersebut, misalnya adik atau kakak.

Meski kita anak tertua, misalnya, tetap harus membicarakan hal tersebut dengan yang lain. Nggak mau dong gara-gara warisan jadi konflik dengan saudara sendiri. Cari solusi terbaik yang sebisa mungkin disetujui semua pihak. Biar tidak ada sengketa di kemudian hari yang malah merugikan semuanya.
 


Baca juga artikel DuitPintar lainnya:

Salah Memilih Kredit Multiguna Bisa Bikin Rencana Keuanganmu Gagal

7 Sumber Dana Renovasi Rumah buat yang Ga Punya Tunai Keras

Apa yang Musti Dipertimbangkan dalam Jual Beli Rumah Warisan

Published by

REKOMENDASI

TERKINI