Skema Investasi untuk Anak Muda

Angelina Donna Suara.Com
Jum'at, 16 Juni 2017 | 20:00 WIB
Skema Investasi untuk Anak Muda
Tips investasi buat anak muda
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Investasi adalah cara untuk menggandakan uang bagi mereka yang sudah mengerti mengenai dunia investasi. Namun, investasi masih merupakan hal yang tabuh bagi masyarakat di Indonesia khususnya kaum muda. Paradigma mengenai berinvestasi ketika sudah “mapan” atau “sudah berkeluarga” menjadi alasan klasik mengapa anak muda jarang untuk terjun langsung ke dunia investasi.

Ada orang yang kondisi keuangannya baik, namun tidak mau berinvestasi. Iming-iming tentang kerugian besar yang muncul dari dunia investasi kerap kali menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat.

Padahal kalau diteliti, ada banyak produk investasi yang menawarkan risiko yang rendah atau low risk, misalnya reksadana pasar uang. Risiko yang muncul dari investasi sebenarnya tergantung pada tingkat keuntungannya. Dengan prinsip low risk, low return dan high risk, high return.

Bagi kaum muda, melakukan investasi sedini mungkin sangatlah disarankan. Cara ini dilakukan agar kita bisa mengumpulkan pundi-pundi kekayaan untuk masa depan kita kelak. Lantas, instrumen investasi seperti apakah yang cocok untuk kaum muda? Simak penjelasannya di bawah ini.

Agresif Berinvestasi di Usia 30
Nilai investasi akan semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Semakin dini kita memulainya, semakin besar pula keuntungan yang akan dicapai. Bagi kaum muda yang masih asing dengan dunia investasi, bisa memulainya dengan investasi kecil-kecilan seperti deposito atau reksadana pasar uang. Ketika umur sudah beranjak menginjak 30 tahun, barulah Anda mulai agresif mencari instrumen investasi yang “high risk, high return.”

Tingkat keagresifan berinvestasi tidak harus dilakukan saat umur 30 tahun saja. Ketika sudah siap dengan risiko yang tinggi, Anda bisa memulainya sedini mungkin, misalnya saat usia 26 tahun.

Prinsip “High Risk, High Return” Pada Investasi Saham
Dalam dunia investasi, kita mengenal dua tingkat risiko yaitu tinggi dan rendah. Ketika kita membeli beberapa lot saham pada suatu perusahaan, bukan berarti kita langsung bisa dikatakan sebagai pemilik perusahaan tersebut. Akan tetapi, kita berhak menerima pembagian keuntungan atau dividen yang akan dilaporkan pada laporan keuangan akhir tahun perusahaan.

Semakin tinggi risiko yang diambil, semakin besar pula tingkat keuntungannya. Pengambilan risiko tinggi ini hanya disarankan bagi Anda yang sudah paham betul mengenai investasi saham. Kalau tidak, sebaiknya memilih produk investasi yang lain.

Memilih Reksadana
Bagi pemula yang masih takut-takut tentang kerugian, lebih baik berinvestasi pada reksadana. Modal yang dibutuhkan dalam reksadana juga tidak terlalu besar. Ada sekuritas yang telah memperbolehkan nasabahnya untuk berinvestasi hanya dengan modal Rp500.000. Semua modal yang terkumpul dalam reksadana nantinya akan disalurkan pada berbagai instrumen yang ada di pasar modal.

Reksadana sangat cocok bagi pemula. Pasalnya, Anda tidak perlu repot-repot lagi memikirkan bagaimana cara mengelola investasi ini, karena ada seorang Manajer Investasi (MI) profesional yang akan mengelola dana yang ditanamkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI