Beberapa waktu lalu, Lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's (S&P) telah menaikkan sovereign rating Indonesia menjadi BBB-/A-3 dengan outlook stabil.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengklaim Indonesia akan mendapatkan dana segar sebesar 700 miliar dollar Amerika Serikat (AS). Dana ini akan masuk ke Indonesia dalam bentuk investasi langsung (Foreign Direct Investment/FDI).
"Jadi estimasinya ada sekitar investment fund dana yang dikelola sekitar 700 miliar dollar AS, berarti mampu untuk invest ke Indonesia," kata Ani di gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (13/6/2017).
Baca Juga: Inilah Detail Asumsi Makro Dalam RAPBN Tahun 2018
Dengan potensi investasi sebesar itu, menurutnya, Indonesia akan banjir investasi dan pertumbuhan indikator investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 4,81 persen pada kuartal I 2017 lalu dapat terdongkrak.
Bahkan, bukan tidak mungkin, target pertumbuhan investasi ditargetkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2018 sebesar 8,0 persen dapat dicapai oleh Indonesia. Pasalnya, sentimen positif dari tiga lembaga rating turut membuat Indonesia kian 'seksi' di mata investor asing.
Ani mengatakan, dana investasi tersebut, akan dialirkan oleh pemerintah untuk masik ke proyek-proyek infrastruktur yang tengah digenjot oleh Presiden Joko Widodo. Sehingga target penyelesaian sejumlah infrastruktur pada 2019 bisa segera terealisasikan.