Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), produsen dan penyedia perhiasan emas terintegrasi segera mendekati proses akhir. Ini ditandai dengan diterimanya pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Senin (12/6/2017).
Menyusul pernyataan efektif ini, HRTA akan melakukan penawaran umum saham pada tanggal 13,14 dan 15 Juni 2017. Dalam rangka penawaran umum saham ini, perseroan akan membuka gerai di gedung Bank Mandiri cabang Kebon Sirih, Jakarta Pusat, terbagi dalam dua sesi setiap harinya, antara jam 10.00-12.00 dan 14.00-16.00.
“Setelah masa penawaran umum, kami berharap pencatatan saham (listing) HRTA di Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat terlaksana tanggal 21 Juni 2017. Dengan demikian, seluruh proses IPO perseroan dapat diselesaikan menjelang Hari Raya Idul Fitri, sesuai dengan rencana,” kata Sandra Sunanto, Direktur Utama PT Hartadinata Abadi Tbk di Jakarta, Senin (12/6/2017).
Baca Juga: Bintraco Dharma Resmi IPO di Bursa Efek Indonesia
Selama periode book building yang berlangsung 10-24 Mei lalu, dengan kisaran harga Rp 285 - Rp 356 per lembar saham, rencana IPO HRTA menerima respons positif dari investor internasional dan domestik. 98 persen saham yang ditawarkan dialokasikan untuk penjatahan pasti (fixed allotment) pada periode book building sedangkan 2 persen saham sisanya ditawarkan kepada masyarakat melalui mekanisme pooling yang diadakan pada penawaran umum tanggal 13,14 dan 15 Juni.
Total saham yang ditawarkan HRTA kepada publik sebanyak 1.105.262.400 (satu milyar seratus lima juta dua ratus enam puluh dua ribu empat ratus) lembar saham yang keseluruhannya merupakan saham baru, dengan nilai nominal Rp 100 (seratus rupiah) per lembar saham. Jumlah tersebut ekuivalen dengan 24% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor HRTA setelah IPO.
“Bersama penjamin emisi kami menetapkan harga penawaran saham perdana HRTA sebesar Rp.300,- per lembar saham. Kami yakin, saham HRTA telah dinilai dengan wajar untuk mengakomodasi minat investor. Penetapan floating 24 persen merepresentasikan kadar emas murni yang merupakan bahan baku utama produk kami dan juga filosofi perseroan untuk memberikan yang terbaik bagi seluruh stakeholders,” jelas Sandra.
”Dana yang diperoleh dari hasil IPO ini rencananya sekitar 50 persen akan digunakan untuk refinancing sebagian dari pinjaman modal kerja dan 50% sisanya untuk modal kerja dengan rincian 42% untuk pembelian bahan baku, 6 persen untuk peremajaan dan pembelian mesin dan peralatan, dan 2 % untuk aplikasi sistem e-commerce kami. Melalui IPO ini, kami menjadi pionir di industri manufaktur dan perdagangan perhiasan emas dalam hal keterbukaan dan transparansi yang tentunya mendukung tata kelola perusahaan yang baik. Perluasan pasar melalui penambahan jaringan toko perhiasan emas kami yang juga ditawarkan melalui sistem franchise menjadi salah satu strategi andalan perseroan untuk meraih kinerja gemilang,” papar Sandra Sunanto, Direktur Utama Hartadinata Abadi Tbk
Dalam pelaksanaan IPO ini, HA telah menunjuk tiga penjamin pelaksana emisi, yaitu Mandiri Sekuritas, MNC Sekuritas, RHB Sekuritas.
PT Hartadinata Abadi (Hartadinata) merupakan produsen dan penyedia perhiasan emas yang telah membangun kepercayaan segenap stakeholders selama lebih dari 28 tahun. PT Hartadinata Abadi merupakan pemain utama dalam industri perhiasan emas Indonesia yang memiliki bisnis yang terintegrasi secara vertikal, mulai dari pabrik (manufaktur), penjualan grosir (wholesaler), dan penjualan eceran (retail). Model bisnis terintegrasi Hartadinata ini memberikan keunggulan dengan tersedianya pasar yang terjamin. Sejak berdiri hingga kini, Hartadinata telah menjalin hubungan dengan lebih dari 600 toko emas di seluruh Indonesia, memiliki 4 pabrik dan beberapa toko retail sendiri.
Baca Juga: Jasa Marga Serap Sebagian Besar Dana Hasil IPO dan Obligasi