Omset perusahaan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk kian susut. Hal ini menyusul kerugian mendalam pada tiga bulan pertama di 2017 hingga Rp1,31 Triliun. Tercatat perusahaan penerbangan milik negara ini juga memiliki hutang cukup signifikan yakni hampir Rp40 triliun.
Ketua BPP HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) Anggawira meminta pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN untuk segera mengambil langkah strategis. "Tujuannya demi menyelamatkan maskapai penerbangan kebangaan Indonesia tersebut dari pailit dan kebangkrutan," kata Anggawira di Jakarta, Jumat (9/6/2017).
“Pemerintah harus memikirkan solusi agar kerugian tidak semakin mendalam. Mungkin pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN harus ada langkah kongkrit," ujar Anggawira.
Baca Juga: Terus Merugi, Garuda Indonesia Diminta Lakukan Efisiensi
Anggawira menegaskan bahwa aset negara tersebut harus segera diselamatkan. Ia juga meminta agar pihak Garuda Indonesia memberikan klarifikasi kepada publik mengenai kondisi faktual yang sedang terjadi saat ini.
"Aset bangsa harus diselematkan. Jika kami melihat dari luar sebagai konsumen, Garuda cukup baik. Akan tetapi jika terjadi seperti ini Garuda harus mengklarifikasi kepada publik kondisi faktual sekarang," tutup Anggawira.