Richard Bridle, Penasehat Kebijakan Senior dari IISD mengatakan bahwa tidak hanya emisi yang terkait dengan kekuatan batubara merupakan kontributor signifikan terhadap perubahan iklim global, namun ada juga dampak negatif lainnya, seperti dampak kesehatan yang terkait dengan polusi udara. Dalam laporan ini, IISD menunjukkan bahwa ketika biaya penuh batubara, termasuk dampak ini, dipertimbangkan, batubara tidak semurah yang diperkirakan.
"Kami mendorong Indonesia untuk memilih energi terbarukan dan bukan batu bara sejauh ini, terutama karena tren global menunjukkan biaya sumber energi terbarukan seperti surya menjadi lebih kompetitif secara ekonomi daripada sebelumnya, " jelas Richard.
Peluncuran Laporan pada tanggal 7 Juni 2017 diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia. Peluncuran ini dihadiri oleh Duta Besar Denmark, Duta Besar Swedia, dan Staf Ahli Bidang Pengembangan Daya Saing Nasional Kemenko Perekonomian Bambang Adi Winarso. Acara ini juga akan menampilkan diskusi panel dengan perwakilan dari berbagai pemangku kepentingan seperti kementerian dan Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia.
Baca Juga: APLSI: Pengembangan Industri Listrik Penting Bagi Suatu Negara