Tingkat ekonomi masyarakat Indonesia saat ini semakin membaik. Peningkatan taraf hidup per orang sudah pasti diikuti oleh demand masyarakatnya akan bertambah. Hal ini dilihat dari makin berkembangnya permintaan masyarakat di berbagai bidang. Memulai suatu usaha dibutuhkan sebuah usaha extra dan keberanian berstrategi bagaimana mendapatkan dana dan keuntungan setelahnya. Tidak hanya menjadi wirausahawan, pastinya kita juga dapat menjadi saluran berkah para calon konsumen yang tengah berusaha merintis dan melengkapi usahanya dengan dana terjangkau.
Ketertarikan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan finansial keuangan, membuat perkembangan teknologi finansial alias fintech saat ini sebagai kebutuhan baru yang mulai menjadi idola baru. Berbekal ide kreatif dan inovatif, hadir memberi solusi atas kebutuhan masyarakat akan pelayanan jasa keuangan, mulai dari pembayaran, pengiriman uang, mendapatkan pinjaman, berbelanja, berdagang, hingga berinvestasi. Fintech berpotensi besar dalam kehidupan ekonomi modern. Apalagi jika kita sadar, di Indonesia masih terdapat 70 persen masyarakatnya tidak memiliki akun bank atau unbankable.
Mengapa masyarakat tersebut unbankable ?
Baca Juga: Perkembangan Fintech di Indonesia Masih Cerah
• Pendidikan rendah
• Tidak memiliki tabungan, gaji/honor habis untuk kebutuhan
• Bekerja di sektor informal
• Tidak dapat memenuhi persyaratan dari bank
• Tidak percaya dengan sistem perbankan
• Infrastruktur yang terbatas ke bank tersebut
Bagaimana Fintech Menarik Perhatian Masyarakat?
Jika berkaca pada perkembangan fintech di negara-negara berkembang, maka pemisalan kondisi Indonesia saat ini juga menjadi pemicu bagi pertumbuhan usaha fintech. Dari total populasi masyarakat Indonesia, baru sekitar 30 persen penduduk Indonesia yang memiliki akses ke layanan perbankan. Di sisi lain, saat ini sekitar 330 juta pengguna telepon genggam di Indonesia dan pengguna internet aktif sekitar 88 juta orang. Dengan meningkatnya pengguna gadget di masyarakat Indonesia membuat fintech semakin populer. Tidak heran bila dalam waktu belakangan, usaha fintech menjadi pilihan bagi generasi muda yang ingin mengakses dan memanfaatkan fasilitas perbankan secara digital melalui teknologi finansial ini.
Contohnya Ibu Dian, seorang nasabah Tunaiku, yang telah memanfaatkan fasilitas digital perbankan Tunaiku dengan meminjam dana sebesar Rp15juta sebagai modal tambahan usahanya. “Saya tertarik melakukan pinjaman secara digital / online karena kebetulan sangat mudah dilakukan. Gak repot mesti datang ke bank. Syaratnya mudah dan dipenuhi melalui pengiriman via email. Saya bisa melakukan semuanya sendiri sambil dengan tetap sibuk dengan rutinitas harian,” menurut Dian di Jakarta, Senin (5/6/2017).
Lain halnya, Bapak Purna, seorang nasabah Tunaiku yang awalnya tertarik dengan product fintech Tunaiku karena browsing internet dan menemukan cara mudah meminjam uang secara digital. “Yang saya terkesan itu melihat prosesnya yang singkat, praktis, dan dapat dilakukan dengan tidak perlu datang mencari informasi terkait karena semuanya sudah tersedia melalui website. Semua berlangsung tanpa rumit, bahkan saya sempat ragu dengan caranya yang sangat cepat dan praktis. Dan nominal yang saya butuhkan mendapat persetujuan dari Tunaiku. Just click melalui website, kita dapat yang kita butuhkan. Bener-bener dimanjain jadinya,” tuturnya di hari yang sama.
Baca Juga: Mayoritas Jasa Keuangan Global akan Bermitra Dengan Fintech
Tunaiku menjawab kebutuhan konsumen
Keterlibatan usaha fintech dengan sistem perbankan Indonesia juga memperlebar jaringan layanan keuangan bagi penduduk lokal, sehingga nasabah semakin banyak dan inklusi finansial di Indonesia semakin berkembang. Hal ini juga tentu akan sangat baik bagi perkembangan produk keuangan di Indonesia yang saat ini relatif rendah. Bentuk peluang-peluang pertumbuhan bisnis fintech yang maju berkembang di Indonesia saat ini seperti bisnis simpan pinjam bagi perorangan atau UKM dengan peer to peer lending atau crowdfunding, hingga berbagai kemudahan pembayaran menggunakan telepon genggam (mobile payment) telah menjadi pilihan alternatif kegiatan usaha menengah fintech.
"Keberadaan fintech diharapkan dapat membantu melayani pasar yang belum terjangkau dengan memahami kebutuhan mereka. Inilah tantangan yang mendasar yang harus kita ketahui dari kebutuhan mereka,” kata CEO Tunaiku, Vishal Tulsian, di Jakarta, Senin (5/6/2017).
Tercatat sampai kuartal pertama 2017, Tunaiku telah berhasil meningkatkan jumlah nasabah menjadi 33.000 dari semula 30.000 akhir 2016 lalu. Produk dana pinjaman yang disediakan Tunaiku per nasabah mulai Rp2-10 juta, dengan jangka waktu pengembalian pinjaman mulai 6 - 12 bulan. Antusias yang luar biasa dan kekuatan dana dari Tunaiku menjadikan Tunaiku makin dipercaya oleh masyarakat. 3 Produk Tunaiku yang selalu menjadi andalan sampai saat ini adalah Tunaiku KTA, Tunaiku Prioritas, Tunaiku Referral.