Jumlah Petani Turun, Pemerintah Galakkan Reformasi Agraria

Selasa, 30 Mei 2017 | 13:45 WIB
Jumlah Petani Turun, Pemerintah Galakkan Reformasi Agraria
Sejumlah petani Pegunungan Kendeng menabuh lesung saat menggelar aksi di depan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (12/4). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Menteri Koordinator Bidang Perekonomin Darmin Nasution mengatakan saat ini pemerintah tengah berusaha melakukan reformasi agraria. Hal tersebut lantaran, pemerintah mendapatkan data sensus pertanian pada 2013 menyatakan jumlah petani di Indonesia mengalami penurunan.

"Jadi banyak petani yang beralih ke sektor informal dan menjadi TKI. Ada lima juta rumah tangga, saya coba lihat lima juta tumah tangga itu siapa, dan itu rumah tangga petani gurem," kata Darmin dalam diskusi di Jakarta, Selasa (30/5/2017).

Untuk itu, pemerintah akan melakukan lamd reform atau reformasi agraria. Reformasi agraria ini sengaja dilakukan agar semakin banyak luas garapan di Indonesia. Sehingga, para petani di Indonesia tidak kesulitan untuk mencari lahan.

Baca Juga: Cerita Pendiri Produk Perawatan Tubuh Alami Ini Berdayakan Petani

"Kita juga lihat ini sudah lama. Saya sangat terlibat berulang kali menghadapi persoalan ini. Kita tidak pernah lakukan land reform. tentu negara lain seperti Singapura tidak perlu lakukan itu. Tapi negara lain lakukan. Kenapa Bung Hatta pernah tulis begini kalo rakyat kita punya sedikit lahan berhadapan dengan perusahaan besar pasti kita kalah makanya diusulkan organisasi masyarakat sehingga beliau usulkan koperasi," ujarnya.

Darmin menjelaskan, pada kebijakan ini nantinya pemerintah akan melakukan kerjasama dengan BPS.BPS nantinya diminta untuk menyediakan data kepemilikan lahan.

"BPS tidak pernah buat data kepemilikan lahan. Kita minta supaya dibuatkan kita hanya punya data apa penguasaan lahan," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI