Tingkatkan Ekonomi, Digagas Koperasi Batik di Polowijen

Adhitya Himawan Suara.Com
Rabu, 24 Mei 2017 | 11:53 WIB
Tingkatkan Ekonomi, Digagas Koperasi Batik di Polowijen
Mahasiswa Universitas Widyagama, Malang, Jawa Timur, mengkaji pengembangan ekonomi kreatif di Kampung Budaya Polowijen. [Dok KBP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - 50 mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Widya Gama (FE-UWG) Malang, Jawa Timur, hari Minggu (21/5/2017) melakukan studi lapangan ke Kampung Budaya Polowijen (KBP). Mereka didampingi Ketua Jurusan Akuntansi, DR. Ana Sopanah,SE.,MSi.,Ak.,CA.,CMA.,CIBA, dan diterima oleh penggagas KBP, Ki Demang.

Berdasarkan kajian sementara oleh sejumlah mahasiswa Akuntansi UWG, KBP yang diresmikan pada 2 April lalu oleh Walikota Malang Abah Anton, prospektif untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Polowijen.

"Mendorong ekonomi kreatif bagi masyarakat Polowijen bisa dilakukan mengingat KBP potensial dan salah satunya dapat mendirikan koperasi batik," kata Ana Sopanah di information center KBP, Polowijen Malang, Jawa Timur.

Hal ini, lanjut Ana didasarkan saat ini KBP terus menggerakkan masyarakat untuk latihan membatik dan mengembangkan motif-motif batik khas Polowijen. Tentunya, langkah KBP harus disupport sebagai bangkitnya geliat ekonomi kreatif masyarakat dan utamanya membentuk koperasi batik.

Baca Juga: Pendiri Kampung Budaya Polowijen Ajak Anak Belajar Tari Topeng

Dalam konteks inilah, ke-50 mahasiswa Akuntansi FE-UWG menyadari tanggung jawab sosial sebagai insan akademis ingin berkontribusi pengetahuan akuntansi bagi masyarakat KBP.

"Untuk meningkatkan perekonomian, kami siap mendampingi mendirikan dan mengelola koperasi masyarakat," ujar Ana.

Usai share gagasan, para mahasiswa tersebut berinteraksi dan berbaur secara langsung dengan masyarakat KBP. Mereka menyempatkan ikut latihan Tari Topeng Malangan, latihan membatik, dan sebagian membuat topeng Malangan berbahan kayu, dan dilanjutkan mengunjungi situs Sumur Windu Kendedes dan Nyekar ke Empu Topeng Malang Buyut Reni.

Guru Kriya batik KBP Dwi Setyarini mengatakan, saat ini di KBP sedang dikembangkan batik khas Polowijen yang diangkat melalui prasasti Warandungan Kanjuruhan B yang tertulis sejak 1073 tahun yang lalu.

"Motifnya seputar bunga teratai, rumah bambu, padi gaga, Kendedes, makam Buyut Reni, dan masih banyak lagi," kata Dwi Setyarini.

Baca Juga: Kampung Budaya Polowijen Jadikan Batik Momen Kebangkitan Nasional

Disela-sela mengajarkan mahasiswa membatik, Dwi menambahkan batik Polowijen juga mengembangkan motif batik untuk topeng Malang sehingga KBP punya ciri khas sendiri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Elkan Baggott Jadi Kiper di Blackpool
Elkan Baggott Jadi Kiper di Blackpool
End Game, Uang Donasi Agus Salim Rp1,3 Miliar Disalurkan ke Korban Bencana Alam
End Game, Uang Donasi Agus Salim Rp1,3 Miliar Disalurkan ke Korban Bencana Alam
Shin Tae-yong Tegaskan Komitmen di Tengah Isu Pemecatan: Mohon...
Shin Tae-yong Tegaskan Komitmen di Tengah Isu Pemecatan: Mohon...
CEK FAKTA: Felicia Tissue Buat Video Pengakuan soal Diminta Menggugurkan Kandungan oleh Kaesang
CEK FAKTA: Felicia Tissue Buat Video Pengakuan soal Diminta Menggugurkan Kandungan oleh Kaesang
Kekayaan Muhammad Farhan di LHKPN, Berani Tolak Suap Proyek Rp3 Miliar
Kekayaan Muhammad Farhan di LHKPN, Berani Tolak Suap Proyek Rp3 Miliar
Drawing Piala Asia U-17 2025: Timnas Indonesia Ada di Grup Neraka
Drawing Piala Asia U-17 2025: Timnas Indonesia Ada di Grup Neraka

TERKINI