Jokowi: Investasi Swedia Meningkat 1400 Persen di Tahun 2016

Rabu, 24 Mei 2017 | 10:21 WIB
Jokowi: Investasi Swedia Meningkat 1400 Persen di Tahun 2016
Presiden Jokowi bersama Raja Swedia Carl XVII Gustaf di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. [Foto Cahyo - Biro Pers Setpres]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo terkait dengan kesamaan kedua negara, Raja Swedia memiliki pandangan yang sama dengan hal tersebut. Baginya, kerja sama antara Indonesia dan Swedia dapat tercapai oleh karena kesamaan akan nilai-nilai fundamental yang dianut oleh kedua negara.

"Kolaborasi ini didasarkan pada nilai fundamental yang sama-sama kami anut. Seperti demokrasi, kebebasan berpendapat, dan toleransi," ujar Raja Carl.

Raja Swedia juga memuji pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan oleh pemerintah. Kebijakan yang digulirkan sejak awal masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla tersebut disebutnya sebagai sebuah investasi terbaik bagi masa depan Indonesia.

"Saat ini Indonesia membuat sebuah investasi yang sangat baik untuk masa depan, seperti misalnya pembangunan infrastruktur dan pengembangan energi. Ini adalah kesempatan bagi kita untuk dapat bekerja bersama-sama," tuturnya.

Baca Juga: Inikah Cawapres Pendamping Jokowi Usulan Partai Golkar?

Sebagai seorang yang memiliki kepedulian terhadap isu lingkungan, keduanya juga membicarakan seputar pengelolaan hutan di samping topik-topik kerja sama lainnya. Raja Swedia ingin bekerja sama lebih lanjut dalam hal ini.

"Pengelolaan hutan berkelanjutan merupakan isu penting untuk Swedia, sama seperti Indonesia," ucapnya.

Turut hadir mendampingi Presiden, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi M Nasir, Kepala BKPM Thomas Lembong dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI