Luhut Tegaskan Skema Jalan Sutra Cina Bukanlah Pinjaman Kepada RI

Jum'at, 19 Mei 2017 | 19:40 WIB
Luhut Tegaskan Skema Jalan Sutra Cina Bukanlah Pinjaman Kepada RI
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. [Dok Kemenko Maritim]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan forum Prakarsa Sabuk dan Jalansutra atau Belt and Road Initiative (BRI) yang baru saja berakhir, membicarakan hal-hal yang sudah jelas. Walau begitu skema kerjasama yang akan dilakukan bukan pinjaman kepada pemerintah.

"Pada forum Belt and Road Forum ini saya lihat, mungkin bisa dikatakan lebih baik dari APEC. Karena mereka membicarakan hal-hal konkrit. Mereka (Cina) kan punya dana 3 triliun dolar Amerika Serikat (AS) dan jika mereka mainkan 1 triliun dolar AS saja itu bisa membangun perekonomian baru di berbagai negara. Walau begitu kita tetap harus hati-hati, kita tidak akan menjadikan (investasi) ini menjadi pinjaman karena kita ingin mempertahankan posisi utang kita kurang dari 30 persen dari GDP," ujarnya di Beijing, Cina, belum lama ini.

Menurut Luhut, pada kerjasama ini pemerintah adalah memfasilitasi dan memberi kemudahan kedua belah pihak untuk mewujudkan kerjasama serta memberi insentif seperti tax holiday dan lain-lain.  Sebanyak 29 kepala negara/pemerintahan dan pimpinan organisasi internasional dalam berkumpul membahas sinergi kebijakan, hubungan antarmasyarakat dan infrastruktur pada forum BRI yang berlangsung 14-15 Mei 2017 di Beijing.

Baca Juga: Anies Tetap Tolak Reklamasi, Luhut Menentang, Bagaimana Solusinya

"Banyak negara lain yang sudah mendapatkan dana investasi ini, mungkin masih banyak negara yang ingin mendapatkannya juga. Yang sudah dapat antara lain negara Saudi Arabia misalnya, mereka membeli sebagian Saudi Aramco, Pakistan mendapat hingga 62 miliar dolar AS, Malaysia dapat lebih dari 30 miliar dolar AS, Filipina juga mendapat lebih dari 20 miliar dolar AS," kata Menko Luhut.

Menjawab pertanyaan apa saja yang dihasilkan dari keikutsertaan Indonesia pada forum ini, Menko Luhut mengatakan China memberi respon yang baik pada beberapa proyek dan paket yang ditawarkan.  "Pada pertemuan bilateral kemarin telah ditawarkan beberapa proyek yang direspon dengan sangat baik, seperti proyek terintegrasi di Bitung, kemudian di Sumatera Utara yang juga merupakan proyek terintegrasi, membuka konektivitas disana, lalu ada juga proyek listrik dan pembangunan kawasan industri di Kalimantan Utara. Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan (para menteri) untuk mempersiapkan proyek-proyek tersebut. Waktu pamit kepada Presiden Xi Jinping kemarin, Presiden Joko Widodo mengatakan mungkin bulan depan akan mengirim tim dari Indonesia untuk menindaklanjutinya," jawabnya.

Ia mengatakan kerjasama yang dihasilkan diantaranya membuat produk baru sehingga diharapkan akan memberi keuntungkan bagi Indonesia, seperti meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menko Luhut mengatakan Presiden Joko Widodo dalam waktu dekat akan mengumumkan hasil dari kehadiran Indonesia pada acara ini.

"Kita tunggu saja keterangan resmi dari Presiden dalam waktu dekat, jumlahnya bisa dikatakan cukup besar. Diantara kerjasama tersebut, mereka setuju dengan program produksi bahan bakar biodiesel B5, kelapa sawit, sehingga kita harapkan nanti harga kelapa sawit bisa lebih baik, yang nantinya akan menguntungkan petani-petani kelapa sawit kita," katanya.

Baca Juga: Luhut Minta Warga Negara Indonesia Jangan Terpecah Belah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI