Revolusi Digital Bikin Konsumsi Energi di Asia Tenggara Naik

Adhitya Himawan Suara.Com
Kamis, 18 Mei 2017 | 16:09 WIB
Revolusi Digital Bikin Konsumsi Energi di Asia Tenggara Naik
Siribhusaya Ungphakorn, Konselor Menteri (Komersial) Kantor Urusan Komersial, Kedutaan Besar Thailand Raya. [Dok Panitia]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Thailand’s Provincial Electricity Authority (PEA), Messe Frankfurt and The Exhibiz Co Ltd hari ini melakukan kick off the 1st International Roadshow on Smart Technology for Smart City Safe City di Indonesia.

Roadshow di Indonesia ini dirancang untuk memperbarui sektor publik dan swasta mengenai tren dan teknologi efisiensi energi ASEAN dan memberikan pengetahuan tentang smart technology dari pencahayaan (lighting), otomatisasi bangunan hingga keamanan, menekankan penghematan energi dan penggunaan listrik yang efisien untuk roadmap Smart City di Indonesia pada 2025.

Menggabungkan diskusi panel, roadshow ini merupakan salah satu kegiatan dalam rangka mempromosikan Thailand Lighting Fair 2017, yang merupakan pameran dagang ketiga yang telah diselenggarakan berturut-turut oleh PEA bekerja sama dengan Messe Frankfurt dan The Exhibiz Co Ltd yang akan berlangsung pada 16-18 November 2017 di BITEC, Thailand.

Selain teknologi pencahayaan (lighting) sebagai andalannya, pada tahun 2017 ini, kegiatan tersebut akan menggabungkan zona teknologi bangunan dan mengikuti tren lampu+bangunan kelas dunia dari Messe Frankfurt. Kegiatan ini berbarengan dengan Secutech Thailand 2017 yang mengusung tema “Smart City Safe City”.

Siribhusaya Ungphakorn, Konselor Menteri (Komersial) Kantor Urusan Komersial, Kedutaan Besar Thailand Raya / Minister Counsellor (Commercial) at the office of Commercial Affairs, Royal Thai Embassy saat membuka diskusi panel mengatakan, Pemerintah Kerajaan Thailand telah mengalokasikan investasi sebesar 27,9 miliar Baht untuk 2017-21 di empat wilayah digital: perdagangan, Kewirausahaan, inovasi, dan konten. Serta telah mengumumkan rencana Thailand menuju model ekonomi baru 'Thailand 4.0'. Thailand 4.0 memfokuskan pada sepuluh sektor bisnis utama di mana industri energi dan lighting dipertimbangkan secara serius.

"Karena revolusi digital dan pertumbuhan penduduk perkotaan juga menjadikan Asia Tenggara sebagai pasar kritis bagi sektor energi global dengan konsumsi listrik yang meningkat pesat. Efisiensi energi sekarang menjadi isu kerja sama regional yang penting untuk menyeimbangkan energi, ekonomi, dan kebijakan lingkungan dan smart lighting menjadi solusinya,” katanya dalam keterangan resmi, Kamis (18/5/2017).

"Roadshow di Indonesia dirancang untuk membuka gerbang bagi hubungan ekonomi dan kolaborasi yang akan memperdalam persahabatan yang abadi antara Thailand dan Indonesia. Juga membangkitkan peluang baru melalui Thailand’s Exhibiton Platform. Sedangkan diskusi panel akan menjadi forum pendidikan yang baik, serta membangun jaringan untuk kemitraan bisnis masa depan baik untuk sektor swasta maupun pemerintah,” ujar Siribhusaya.

Sementara itu Payomsarit Sripattananon, Wakil Direktur Departemen Pemberdayaan dan Efisiensi Energi Alternatif PEA mengatakan bahwa tren energi di seluruh ASEAN semuanya mengarah kepada Smart City. "Dengan konsep yang sudah ada, kepraktisannya mengikuti," katanya. "Di PEA kami telah mengembangkan serangkaian teknologi infrastruktur yang memberikan landasan yang kokoh bagi pengembangan Smart City”.

"Misalnya, smart grid PEA yang tanpa kendala telah menghubungkan sistem kelistrikan dengan teknologi informasi dan sistem komunikasi, sementara smart meter PEA akan mengoptimalkan pengoperasian sistem tenaga agar lebih efisien, aman, dan dapat diandalkan,” paparnya. "Kedua hal ini adalah dasar untuk mengembangkan rumah pintar (smart homes), bangunan cerdas (smart buildings), dan kota cerdas (smart cities)," jelas Payomsarit.

PEA, sebagai sebuah organisasi yang sangat konsern dengan teknologi, telah menyelenggarakan Thailand Lighting Fair selama tiga tahun berturut-turut.

Sementara itu, Pakwan Jiamjiroj, General Manager The Exhibiz Co Ltd, mengatakan feedback positif untuk Thailand Lighting Fair selama dua tahun terakhir menunjukkan prospek Thailand menjadi pusat teknologi lighting ASEAN. "Tahun ini, kami akan menyelenggarakan Thailand Lighting Fair yang lebih besar dan lebih baik dengan menambahkan Building Technology Zone yang menggunakan Light + Builing series Messe Frankfurt, bersamaan dengan Secutech Thailand 2017,” kata Pakwan.

Kegiatan yang diselenggarakan itu, menurutnya ada di bawah tema utama Smart City Safe City, yang mencakup rentang teknologi dan solusi dari layanan hulu hingga pasokan hilir yang dibutuhkan untuk pembangunan Smart City Safe City menuju Thailand 4.0.

"Fokus utama Thailand Lighting Fair adalah penggunaan teknologi dan solusi lighting terbaru yang mengangkat pameran tersebut sebagai pameran perdagangan Lighting terkemuka di Asia Tenggara. Penambahan zona bangunan dan keamanan dan smart home technology di bawah Secutech akan membuatnya lebih komprehensif bagi pengunjung. Tahun ini kami berharap bisa menggaet 700 peserta pameran dan lebih dari 15.000 pengunjung dari 40 negara."

Hal lain yang diunggulkan adalah Smart City & Safe City Landmark, demonstrasi Zona Smart City, bersama dengan Smart City Showcase dan Smart City Investment Zone.

Atraksi tersebut bersamaan dengan penyelenggaraan Konferensi ASEAN Smart City 2017 dan Konferensi ASEAN Desain Arsitektur dan Lighting 2017, bersamaan dengan serangkaian konferensi, seminar, lokakarya dan kursus sertifikat internasional oleh pembicara industri dari Thailand dan negara lain. PEA juga akan mengatur kursus sertifikat tentang standar lighting dan topik seminar mengenai energi terbarukan dan smart lighting. "Untuk mempertahankan posisi terdepan kami sebagai penyelenggara Lighting Trade Fair di ASEAN, kami akan menjalankan rencana pemasaran yang agresif dengan serangkaian roadshow lokal dan regional," kata Pakwan.

"Kami memulai di Indonesia, di mana kami percaya ada potensi peluang bisnis yang sangat besar, dan kemudian akan melanjutkan ke Kamboja, Laos dan Myanmar, yang semuanya telah menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan meningkatnya permintaan akan teknologi baru," tutupnya.

Baca Juga: INUKI: Pemanfaatan Energi Nuklir Seperti Ular Berkepala Dua

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI