Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan dibutuhkan kekompakan seluruh stakeholder dalam mencapai target pembangunan 65 bendungan dalam periode 2015-2019. Demikian disampaikannya saat membuka “Seminar Nasional Bendungan Besar 2017” yang diselenggarakan Komite Nasional Indonesia untuk Bendungan Besar (KNIBB) atau Indonesian National Committee on Large Dams (INACOLD) di Padang, Sumatera Barat, Selasa (16/5/2017).
Seminar tahunan tersebut pada tahun ini mengusung tema ”Bendungan sebagai Infrastruktur Pengendali Banjir dan Kekeringan”.
Ditambahkannya, meski sebagian kalangan bersikap pesimis, namun Kementerian PUPR tetap optimis bahwa target tersebut dapat tercapai dengan dukungan KNIBB sebagai kumpulan ahli bendungan yang terlibat langsung mulai dari desain, penggenangan (impounding) hingga kelaikan pengoperasian bendungan yang melalui proses sertifikasi dari Komisi Keamanan Bendungan (KKB) yang anggotanya merupakan anggota KNIBB. Oleh karenanya, Menteri Basuki meminta KNIBB terus meningkatkan kompetensi anggotanya tidak hanya dalam merencanakan dan membangun bendungan, tetapi juga dalam melaksanakan operasi dan pemeliharaan bendungan.
“Pembangunan bendungan tidak sederhana. Diperlukan tenaga ahli yang terlibat harus memiliki sertifikat keahlian, tidak cukup Sarjana atau Doktor di bidang Teknik Sipil saja”kata Menteri Basuki dalam keterangan resmi, Rabu (17/5/2017).
Baca Juga: Pembangunan Bendungan Tugu Ditargetkan Selesai Akhir 2017
Turut hadir dalam acara tersebut diantaranya Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah, para senior Kementerian PUPR, Dirjen Sumber Daya Air Imam Santoso, Staf Ahli Menteri PUPR bidang Keterpaduan Pembangunan Adang Saf Ahmad, Ketua KNIBB Hari Suprayogi, Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera V Maryadi Utama, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah III Syaiful Anwar, serta pejabat tinggi pratama Kementerian PUPR dan Direksi BUMN Karya.
Indonesia sendiri memiliki potensi sumber daya air yang sangat besar yakni mencapai 3,9 triliun m3/tahun dengan potensi pembangkit listrik tenaga air sebesar 75.000 MegaWatt (MW) yang hingga kini belum dimanfaatkan secara optimal. Dari jumlah tersebut baru sekitar 691,3 miliar m3/tahun sumber daya air yang telah dikelola dengan baik. Artinya masih terdapat Rp3,2 triliun m3/tahun atau sekitar 80 persen yang belum dimanfaatkan untuk menunjang sektor pertanian, air baku perkotaan dan industri, pembangkit energi listrik dan pariwisata.
Selain itu, potensi SDA tersebut bila tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan banjir dan longsor pada saat musim hujan dan kekeringan saat terjadi musim kemarau. "Kita harus tetap waspada dan siaga dalam menghadapi berbagai bencana yang terjadi. Dalam hal ini, peran bendungan sebagai penampung air pada musim penghujan dan menyuplai air pada musim kemarau perlu dioptimalkan," tuturnya.
Baca Juga: Pembangunan Bendungan Logung Ditargetkan Rampung 2018