Permintaan ekspor briket tempurung kelapa asal Indonesia ke Arab Saudi belum mengalami kenaikan signifikan. Namun untuk negara-negara Timur Tengah lainnya cukup menggembirakan.
Menurut Direktur Utama Platinum Produksi Indonesia Heru Aceel, eksportir briket asal Indonesia, pada periode Januari-Februari permintaan briket tempurung kelapa ke Arab Saudi sebesar 9 kontainer. Dan pada bulan April-Mei mengalami penurunan sebanyak 7 kontainer.
"Pasar Timur Tengah masih merupakan pasar yang menjanjikan. Kami optimis permintaan kesana akan mengalami kenaikan," ujarnya di Jakarta, Selasa (16/5/2017).
Baca Juga: Dibanding April 2016, BPS Sebut Ekspor RI Naik 12,63 Persen
Platinum Produksi Indonesia mengekspor briket tempurung kelapa dan arang kayu. Ada pun jenis pohon yang menjadi bahan baku adalah kayu asam dan kayu alaban. Dengan memiliki 2 pabrik dikawasan Cikunir, Bekasi, Jawa Barat ini rutin mengirimkan hingga 10-12 kontainer. Ada pun satu kontainer berisi sekitar 20 ton briket tempurung kelapa, briket kayu Asam dan kayu Alaban. Walau pun porsi briket tempurung kelapa lebih besar.
Platinum Perkasa Indonesia (PPI) merupakan salah satu eksportir briket tempurung kelapa, briket kayu Asam dan kayu Alaban asal Indonesia yang agresif menembus pasar dunia. Beberapa waktu lalu, Investa Stellar Dana Kelola (ISDK) sebuah perusahaan Private Equity asal Indonesia menyuntikkan investasi ke PPI, sehingga eksportir ini mampu meningkatkan kapasitas produksi dan perluasan pasar.
Direktur Utama Investa Stellar Dana Kelola (ISDK) Jhon Veter mengungkapkan, potensi sumber daya alam Indonesia yang besar membuat peluang ekspor menjadi menggiurkan.
“Kami melihat ada potensi besar untuk menguasai pasar dunia dengan produk kelapa yang diproduksi didalam negeri. Dengan diolah disini, Indonesia akan mendapatkan added value dibandingkan hanya mengekspor buah kepala mentah,” tutupnya.
Baca Juga: PT Perikanan Nusantara Makassar Ekspor 30 Ton Gurita ke Jepang