Jelang Ramadan Impor Kurma Naik, Daging dan Cabai Malah Turun

Senin, 15 Mei 2017 | 14:37 WIB
Jelang Ramadan Impor Kurma Naik, Daging dan Cabai Malah Turun
Berbagai macam jenis kurma yang dijajakan di salah satu kios pasar Tanah Abang, Jakarta, Sabtu (11/6). [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat menjelang bulan Ramadan Indonesia telah melakukan berbagai persiapan sejak bulan April 2017 dengan melakukan beberap impor barang.

Namun uniknya impor yang mengalami peningkatan bukan impor kebutuhan bahan pokok, justru impor kurma yang mengalami kenaikan. Hal ini mengindikasikan bahwa para pedagang telah mulai bersiap untuk menyambut Ramadan dan Lebaran tahun ini.

"Impor kurma mengalami kenaikan hingga 49,26 persen sepanjang April," kata Suhariyadi dalam konferensi persnya di Kantor BPS, Jakarta Pusat,Senin (15/5/2017).

Berdasarkan data BPS, Impor kurma utama berasal dari Tunisia. Diperkirakan, nilai impor ini mengalami kenaikan seiring dengan tingginya permintaan masyarakat.

Baca Juga: Dibanding April 2016, BPS Sebut Ekspor RI Naik 12,63 Persen

Sementara itu, Direktur Statistik Distribusi BPS Anggoro Dwitjahyono mengatakan, terdapat beberapa impor bahan pangan yang tercatat mengalami penurunan. Hal ini salah satunya disebabkan mulai tercukupinya kebutuhan pangan di Indonesia.

"Impor cabai keriting, bawang putih, kedelai, hingga daging lembu asal Australia turun," katanya.

Anggoro mengatakan beberapa komoditas yang mengalami penurunan adalah Cabai keriting: turun 35,16 persen, asal impor utama dari India. Kedua adalah bawang putih: turun 2,67 persen. Ketiga adalah kedelai turun 48,04 persen.

Sedangkan untuk daging, daging lembu asal Australia juga mengalami penurunan yakni dari 59,15 juta dollar AS menjadi 45,108 juta dollar AS.

"Volumenya dari 17,97 juta ton jadi 13,97 juta ton. Jadi harga sudah mulai stabil seperti harga cabai juga mulai stabil," ujarnya.

Baca Juga: Neraca Perdagangan RI April 2017 Surplus 1,24 Miliar Dolar AS

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI